Iran Tetapkan Lima Hari Berkabung untuk Presiden Ebrahim Raisi

Intenasional

Iran Tetapkan Lima Hari Berkabung untuk Presiden Ebrahim Raisi

Tim detikNews - detikSumut
Selasa, 21 Mei 2024 06:30 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter - Apa yang diketahui sejauh ini
Foto: Presiden Iran Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter. (BBC World)
Jakarta -

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan lima hari berkabung untuk Presiden Ebrahim Raisi. Presiden Iran itu tewas usai helikopter yang ditumpangi jatuh.

"Saya mengumumkan lima hari berkabung publik dan menyampaikan belasungkawa saya kepada rakyat Iran," kata Khamenei, yang memiliki otoritas tertinggi di Iran, dalam pernyataan resmi sehari setelah kematian Raisi dan para pejabat lainnya dalam kecelakaan di provinsi Azerbaijan Timur dilansir detikNews, Senin (20/5/2024).

Wakil Presiden Pertama, Mohammad Mokhber (68) ditugaskan oleh Khamenei untuk menjadi presiden sementara sampai digelarnya pemilu yang akan berlangsung dalam waktu 50 hari lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir detikNews dari kantor berita AFP, Senin (20/5/2024), Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan meninggal pada hari Senin (20/5). Kabar itu disampaikan setelah tim penyelamat menemukan helikopternya yang jatuh di wilayah pegunungan yang diselimuti kabut.

Peristiwa jatuhnya helikopter yang ditumpangi Presiden Ebrahim Raisi terjadi pada Minggu (19/5). Dalam kecelakaan itu Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, yang dikenal karena sentimen anti-Israel dan skeptisismenya terhadap Barat, juga dinyatakan tewas. Tujuh orang lainnya juga tewas, termasuk pilot, pengawal, dan pejabat-pejabat politik dan agama.

ADVERTISEMENT

TV pemerintah Iran mengumumkan bahwa "abdi bangsa Iran, Ayatollah Ebrahim Raisi, telah mencapai tingkat kesyahidan tertinggi" dan menyiarkan gambar-gambar semasa hidup Raisi.

Raisi yang ultrakonservatif, telah menjabat sebagai Presiden Iran sejak tahun 2021. Kala itu Iran diguncang oleh protes massal, krisis ekonomi yang diperburuk oleh sanksi Amerika Serikat, dan perseteruan yang memanas dengan musuh bebuyutan Israel.




(mjy/mjy)


Hide Ads