Suhu di Filipina Tembus 50 Derajat Celcius, Warga Mulai Keluhkan Masalah Kesehatan

Suhu di Filipina Tembus 50 Derajat Celcius, Warga Mulai Keluhkan Masalah Kesehatan

Tim detikHealth - detikSumut
Senin, 29 Apr 2024 14:05 WIB
Men deliver sacks of ice cubes as demand remains high due to hot temperatures in Quezon city, Philippines on Wednesday, April 24, 2024. Parts of the country continue to experience extremely hot weather due to the El Nino phenomenon with heat index reaching 45 celsius degrees (113 Fahrenheit). (AP Photo/Aaron Favila)
Foto: Filipina Dilanda Panas Ekstrem. (AP/Aaron Favila)
Jakarta -

Filipina saat ini dilanda kondisi cuaca panas parah yang sudah mengganggu banyak sektor kehidupan warganya. Dampak dari kondisi ini, membuat produksi pertanian terhambat, pasokan air listrik terganggu, hingga membebani dunia usaha.

Di beberapa wilayah, indeks panas di Filipina sudah mencapai 50 derajat celsius. Situasi fenomena El Nino yang terjadi disebut memperparah suhu panas di negara tersebut. Tidak hanya masalah ekonomi, suhu panas yang terjadi membuat warga juga sudah mulai merasakan masalah pada kondisi kesehatan mereka.

Suhu panas yang begitu menyengat berbahaya untuk kelompok-kelompok rentan. Cuaca panas ekstrem umumnya dikaitkan dengan berbagai macam masalah kesehatan seperti pusing, muntah, hingga pingsan jika terkena panas dalam jangka waktu yang lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data Kementerian Pendidikan Filipina, ada sekitar 3,6 juta siswa yang terdampak. Akibatnya ribuan sekolah telah diliburkan.

"Sekarang cuaca sangat panas. Panasnya membakar kulit saya, tidak seperti panas biasanya (musim panas) yang bisa ditoleransi," salah satu warga Filipina bernama Kirt Mahusay (23) dikutip dari Reuters seperti dilansir detikHealth, Senin (29/4/2024).

ADVERTISEMENT

Seorang guru sekolah menengah di Filipina bernama Memia Santos (62) juga mulai mengeluhkan masalah kesehatan akibat suhu panas yang terjadi. Misalnya seperti tekanan darah yang meningkat akibat panas.

"Tekanan darah saya meningkat karena panas. Punggung kami basah dan terkadang kami pusing," cerita Santos.

Asosiasi Rumah Sakit Swasta Filipina (PHAPi) mengatakan rumah sakit swasta di negara tersebut siap melayani lonjakan pasien yang mengalami penyakit terkait panas. Presiden PHAPi Dr Jose Rene de Grano menuturkan rumah sakit siap merawat pasien akibat dehidrasi, kram panas, kelelahan akibat panas, hingga heatstroke.

Jose mencatat bahwa kondisi kesehatan yang dibawa ke UGD rumah sakit kebanyakan tidak terlalu serius. Pasien yang kondisinya tidak berbahaya dapat dipulangkan dalam sehari.

"Saat cuaca panas, kami menyiapkan rumah sakit anggota kami untuk bersiap menyambut kedatangan pasien yang menderita penyakit terkait panas. Kalaupun ada yang konsultasi, biasanya kebanyakan tidak menginap. Setelah beberapa jam di IGD, setelah stabilisasi, mereka pulang," ungkap Jose dikutip dari Daily Tribune.

Departemen Kesehatan Filipina sebelumnya mengungkapkan sudah ada enam orang yang meninggal terkait gelombang panas dalam periode 1 Januari hingga 18 April. Kasus yang dilaporkan terjadi di Visayas Tengah, Ilocos, dan Soccsksargen.




(mjy/mjy)


Hide Ads