Kota Banda Aceh hari ini genap berusia 819 tahun. Kota yang dibangun Sultan Johan Syah pada Jumat 1 Ramadan 601 H/22 April 1205 M itu menjadi saksi perang hingga referendum dan hancur saat tsunami menerjang Aceh.
Perayaan ulang tahun ke-819 Kota Banda Aceh mengusung tema Big Move. Ada empat langkah besar ingin dicapai ibu kota Provinsi Aceh yakni pembangunan partisipatif, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan kualitas hidup masyarakat, serta digitalisasi sistem pemerintahan.
"Selama bertahun-tahun, kota kita telah tumbuh dan berkembang, didorong oleh dedikasi dan kreativitas penduduknya. Kini, seiring dengan bertambahnya usia kota kita tercinta, kita menyadari pentingnya melakukan sebuah upaya kolektif untuk mendorong kota kita menuju masa depan yang lebih cerah dan inklusif," kata Pj Wali Kota Banda Aceh Amiruddin dalam keterangannya, Senin (22/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pasca pandemi COVID-19 melanda dunia, pemerintah ingin membuat sebuah langkah besar untuk mewujudkan Banda Aceh sebagai kota moderen serta setara bagi semua golongan masyarakat. Untuk pembangunan partisipatif, katanya, pemerintah percaya pada kekuatan kolaborasi serta keterlibatan komunitas.
Semangat itu disebut mulai dari gotong royong di lingkungan sekitar hingga berbagai program yang dicanangkan pemerintah kota. Masyarakat Kota Banda Aceh disebut telah berada di garis depan dalam menentukan arah pembangunan kota.
"Peringatan HUT Kota Banda Aceh ini harus menjadi momentum untuk memperbarui komitmen kita terhadap pembangunan yang bersifat partisipatif, dengan mengundang setiap elemen masyarakat untuk menyumbangkan ide, wawasan, dan aspirasi mereka untuk masa depan kota," jelasnya.
Amiruddin menjelaskan, pihaknya juga ingin meningkatkan kualitas pelayanan publik mulai dari transportasi, layanan kesehatan, pendidikan hingga infrastruktur. Pemerintah Kota Banda Aceh mengaku menyadari perlunya perencanaan yang baik serta peningkatan pelayanan.
"Melalui pendekatan inovatif dan solusi berbasis kebutuhan masyarakat, kita bertujuan menjadikan layanan publik di Banda Aceh lebih mudah diakses, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang beragam," jelas Amiruddin.
Sementara terkait peningkatan kualitas hidup masyarakat, jelasnya, Banda Aceh memiliki masyarakat bersemangat, beragam serta tangguh. Pemko Banda Aceh disebut berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh penduduk, mendorong peluang pertumbuhan, kesejahteraan, dan penguatan seni dan budaya.
"Dengan berinvestasi pada pembangunan SDM, ruang hijau, perumahan terjangkau, dan layanan sosial, kita bertujuan untuk menciptakan kota tempat semua orang dapat berkembang," ujar mantan Sekda Kota Banda Aceh itu.
"Di dunia yang semakin terhubung, digitalisasi adalah kunci untuk memodernisasi layanan pemerintah dan meningkatkan efisiensi. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi, kita dapat menyederhanakan proses, meningkatkan transparansi, dan memberdayakan masyarakat untuk terlibat dengan pemerintah secara lebih efektif. Mulai dari platform online untuk penyampaian layanan hingga pengambilan keputusan berdasarkan data, Pemko berkomitmen untuk membangun pemerintahan digital yang melayani kebutuhan seluruh penduduk," lanjut Amiruddin.
(agse/afb)