Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), memperkirakan beberapa daerah di Sumbar akan mengalami hujan dengan intensitas bervariasi dalam dua hari ke depan. Dampaknya hujan ini berpotensi memicu bencana hidrometeorologi di Sumbar.
Diketahui bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau, Yudha Nugraha membenarkan beberapa daerah di Sumbar berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi akibat meningkatnya curah hujan di Sumbar. Sementara saat itu hujan akan terjadi secara terus menerus dengan durasi dan intensitasnya berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Sumbar saat ini intensitas hujan sedang meningkat. Dampaknya hujan ini akan berpotensi menjadi bencana hidrometeorologi. Perkiraan kami hujan itu akan merata di seluruh wilayah di Sumbar selama dua hari ke depan," kata Yudha kepada detikSumut, Sabtu (20/4/2024).
Sementara daerah yang telah mengalami bencana, seperti banjir bandang di Pesisir Selatan dan banjir lahar dingin di Agam dan Tanah Datar menurutnya juga perlu mewaspadai potensi bencana susulan akibat curah hujan yang kembali meningkat. Hujan dengan intensitas berbeda ini menurutnya berpotensi mengulang bencana yang serupa.
"Hujan dalam dua hari ke depan masih tinggi. Dampaknya daerah yang baru selesai dilanda banjir bandang dan banjir lahar dingin berpotensi akan mengalami hal serupa akibat meningkatnya curah hujan. Jadi perlu kewaspadaan masyarakat terkait potensi ini," ungkapnya.
Curah hujan itu sendiri mulai meningkat di Sumbar sejak tanggal 16 April lalu. Peningkatan curah hujan dipicu akibat adanya daerah pertemuan angin dan suhu permukaan laut yang tinggi sejak beberapa hari lalu di Sumbar yang mengakibatkan meningkatnya jumlah awan hujan.
"Hal ini juga dipicu akibat adanya daerah pertemuan angin dalam jumlah besar di Sumbar. Ditambah suhu permukaan laut yang tinggi mengakibatkan suplai uap air semakin banyak untuk menumbuhkan awan-awan hujan. Akibat hujan ini akan merata di seluruh wilayah Sumbar selama dua hari ke depan," jelasnya.
Yudha mengatakan saat ini bencana hidrometeorologi juga sudah mulai terjadi di Sumbar, daerah yang mengalami itu adalah Kabupaten Solok.
"Tingginya intensitas hujan ini juga sudah terjadi di Sumbar. Bahkan daerah Lembah Gumanti juga sudah dilanda banjir beberapa hari lalu akibat bencana hidrometeorologi. Jadi beberapa hari ke depan kita masih perlu mewaspadai bencana ini," beber Yudha.
Sementara untuk ke depan, Yudha meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terkait potensi terjadinya bencana hidrometeorologi secara meluas. Masyarakat saat itu diharapkan memahami lingkungan tempat tinggal dan medan wilayah yang akan dilalui saat berpergian.
"Potensi bencana hidrometeorologi sangat mungkin terjadi untuk ke depan. Apalagi daerah yang pernah dilanda banjir lahar dingin dan banjir bandang. Potensi pengulangan bencana ini sangat tinggi. Jadi perlunya peningkatan kewaspadaan masyarakat daerah setempat atau yang mau berpergian jauh. Harus paham medan jalan yang dilalui," tutupnya.
(nkm/nkm)