Kata Analis USU soal Dampak Aksi Saling Serang Iran-Israel ke Indonesia

Kata Analis USU soal Dampak Aksi Saling Serang Iran-Israel ke Indonesia

Nizar Aldi - detikSumut
Sabtu, 20 Apr 2024 13:00 WIB
Israel serang balik Iran  Apa yang diketahui sejauh ini
Foto: BBC World
Medan -

Situasi Iran dan Israel memanas usai aksi saling serang keduanya belakangan ini. Lantas bagaimana dampak kondisi ini terhadap Indonesia?

Dosen pengampu mata kuliah perbandingan politik kawasan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) Adil Arifin mengatakan Indonesia memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Iran. Selain itu, terdapat juga hubungan ekspor impor yang dinilai cukup kecil sebesar USD 250 juta.

"Kalau Indonesia kan katakan hubungan bilateralnya terhadap Timur Tengah, kalau ke Iran memang memiliki hubungan diplomatik, tapi kalau secara intim tidak terlalu intim ya, apalagi kalau dinilai ekspor impor nya masih terlalu kecillah dibandingkan yang lain, sekitar USD250 juta," kata Adil Arifin, Sabtu (20/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan hubungan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Hanya saja, terdapat hubungan perdagangan tidak lebih dari USD 200 juta.

"Apalagi Israel, Israel kita nggak memiliki hubungan diplomatik resmi, tapi memang ada hubungan perdagangan, ada ekspor impor, itu pun nggak sampai USD 200 juta," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Terdapat kekhawatiran sejumlah komoditi dari Iran akan melonjak seperti gas, pupuk yang merupakan bagian dari hubungan perdagangan Indonesia-Iran. Selain itu, akibat hubungan Iran-Israel yang memanas juga ditakutkan bakal membuat nilai rupiah melemah, harga emas melonjak dan tentunya minyak bumi.

"Tentunya yang ditakutkan ketika ini saling serang adalah minyak, diduga akan ada kenaikan harga minyak karena Iran termasuk pengekspor minyak, termasuk gas. Kerja sama kita kan dengan Iran itu soal gas dan ada juga soal pupuk juga, satu lagi ketakutan adanya lonjakan mata uang asing dan kemudian melemahkan mata uang Indonesia, satu lagi naikknya harga emas," ujarnya.

Namun Adil menilai belum ada dampak signifikan terkait aksi saling serang itu bagi Indonesia. Dampak dari stabilitas kawasan itu akan terlihat jika perang keduanya berlangsung lama.

"Kalau dia sifatnya berkepanjangan atau lama lah,katakanlah sebulan, 2 bulan," ungkapnya.

Menurutnya, konflik keduanya bakal lebih cepat selesai jika hanya melibatkan Iran-Israel. Namun jika sekutu kedua negara ikut terlibat dalam serangan, maka akan berbuntut panjang.

"Kalau konflik ini hanya melibatkan negara ini saja mungkin lebih cepat teredam, tapi kalau negara pendukung keduanya terlibat mungkin eskalasinya akan lebih tinggi," bebernya.

Namun Adil menilai Dewan Keamanan PBB cepat merespons dan melakukan upaya meredam situasi kedua negara ini. Dewan PBB sendiri melakukan rapat untuk mencari solusi terkait eskalasi tersebut.

Adil menuturkan jika Iran memiliki sekutu seperti Tiongkok dan Rusia. Sedangkan Israel dibackup oleh Amerika Serikat, Francis, dan Inggris. Sehingga keduanya memiliki kekuatan di Dewan Keamanan PBB.

"Iran kan dengan Rusia, China, kalau di Timur Tengah itu ada Qatar. Kalau Israel tentunya sangat banyak ya, ada Amerika Serikat, Inggris, Francis, Jerman. Kalau di Dewan Keamanan PBB 3 lawan 2 lah," tutupnya.

Untuk diketahui, Israel dilaporkan melancarkan serangan terbatas ke kota Isfahan di Iran, yang memiliki pangkalan militer dan fasilitas nuklir. Aksi serangan itu dilakukan pada Jumat (19/4) kemarin.

Serangan ini dilaporkan bersamaan dengan hari ulang tahun pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Sebelum ini, Iran meluncurkan ratusan rudal ke arah Israel akhir pekan lalu untuk membalas terhadap serangan ke Kedutaan Besar Iran di Damaskus.




(afb/afb)


Hide Ads