1.200 karyawan Ericsson produsen peralatan telekomunikasi yang ada di Swedia akan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Pemecatan ini dilakukan perusahaan untuk menghemat biaya operasional.
Dilansir detikFinance Rabu (27/3/2024), saat ini permintaan untuk peralatan 5G di Ericsson tengah lesu. Sehingga PHK karyawan menjadi salah satu opsi.
"Inisiatif penghematan biaya mencakup berbagai bidang seperti pengurangan konsultan, perampingan proses dan pengurangan fasilitas," kata perusahaan dikutip dari CNBC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2024 ini, Ericsson masih memperkirakan pasar jaringan seluler masih menantang pada 2024. Tahun lalu, Ericsson juga melakukan PHK terhadap 8.500 karyawan atau sekitar 8% dari tenaga kerjanya untuk memangkas biaya.
Baca juga: YouTube PHK 100 Karyawan, Kok Bisa? |
Menurut pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS), Ericsson memiliki 99.950 karyawan termasuk 10.744 pekerja di Amerika Utara pada akhir 2023. Rencana PHK terbaru terhadap 1.200 karyawan diakui sudah diumumkan kepada pekerja dan sedang dilakukan negosiasi dengan serikat pekerja.
"Kami tidak akan mendahului hasilnya. Tujuan kami adalah mengelola proses ini dengan adil, penuh rasa hormat, profesionalisme sejalan dengan Perjanjian Perundingan Bersama dan undang-undang ketenagakerjaan Swedia," tulis Juru Bicara Ericsson.
Pengumuman itu muncul ketika perusahaan-perusahaan di industri teknologi terus melakukan PHK dalam jumlah besar. Lebih dari 50.000 pekerja telah diberhentikan di lebih dari 200 perusahaan teknologi sejak awal tahun ini, menurut Layoffs.fyi. Pada 2023, lebih dari 260.000 pekerja diberhentikan dari hampir 1.200 perusahaan teknologi.
Raksasa industri Alphabet, Amazon, Meta, dan Microsoft berkontribusi terhadap banyaknya PHK tahun ini. Termasuk Cisco, DocuSign, Snap, dan Zoom dengan harapan dapat meningkatkan keuntungan melalui belanja terfokus dan efisiensi yang didorong oleh kecerdasan buatan.
(astj/astj)