Kenapa Manusia dan Kera Tidak Punya Ekor Seperti Monyet? Ini Penjelasannya

Kenapa Manusia dan Kera Tidak Punya Ekor Seperti Monyet? Ini Penjelasannya

Tim detikEdu - detikSumut
Senin, 25 Mar 2024 23:30 WIB
Teori evolusi Darwin menyebutkan manusia berevolusi dari spesies kera.
Foto: Ernst Haeckel/Wellcome Collection/Public Domain
Medan - Monyet tidak sama seperti kera dan manusia yang memiliki ekor. Tidak adanya ekor pada manusia dan kera seperti monyet karena ada parasit genetik.

Dilansir detikEdu, 25 juta tahun lalu parasit ini berupa rangkaian kecil DNA berulang yang disebut elemen Alu, gen yang menghentikan perkembangan ekor. Penyisipan ini mengubah gen Tbxt sedemikian rupa sehingga memicu salah satu perbedaan penting antara monyet dan kera, yaitu monyet punya ekor, kera tidak.

Genetik yang berubah itu dapat memberikan gambaran mengapa beberapa bayi dilahirkan dengan cacat sumsum tulang belakang seperti spina bifida, ketika saluran yang menahan tali pusar tidak menutup sepenuhnya.

Gen yang Membuat Manusia dan Kera Tidak Punya Ekor

Dikutip dari Science News, unsur alu adalah bagian dari sekelompok parasit genetik yang dikenal sebagai transposon atau gen pelompat yang dapat memasukkan dirinya ke dalam DNA inangnya.

Ketika gen tersebut dimasukkan ke dalam sepotong DNA yang diturunkan kepada keturunannya, sisipan ini menjadi bagian permanen dari kode genetik.

Transposon, termasuk lebih dari 1 juta elemen Alu, ditemukan di seluruh genom manusia. Para peneliti pernah menganggap transposon sebagai 'sampah' genetik, namun beberapa memiliki peran penting dalam evolusi.

Tanpa transposon, mungkin plasenta, sistem kekebalan tubuh, hingga isolasi di sekitar serabut saraf tidak akan ada. Tapi, manusia mungkin masih memiliki ekor.

Untuk mengetahui bagaimana kera kehilangan ekornya, Xia, di New York University Langone Health, Boeke dan rekannya menganalisis 140 gen yang terlibat dalam perkembangan ekor vertebrata.

Tim menemukan bahwa pada monyet, termasuk babon dan kera rhesus, gen Tbxt kehilangan sebagian DNA yang ditemukan pada manusia, simpanse, dan kera lainnya. Penyisipan tersebut mungkin muncul pada saat kera menyimpang dari monyet Afrika dan Asia, sekitar 25 juta tahun yang lalu.

Gen lain mungkin juga terlibat dalam hilangnya ekor. Masih banyak lagi unsur Alu yang tersebar di antara intron manusia yang mungkin mempunyai efek yang belum diketahui pada aspek lain evolusi manusia.

Penelitian pada awal 1900-an mengaitkan hilangnya ekor dengan perubahan otot yang membantu tubuh manusia bergerak tegak, tetapi perubahan postur, serta belajar berjalan dengan dua kaki, baru terjadi jutaan tahun kemudian.




(astj/astj)


Hide Ads