Satu video yang menunjukkan Bupati Solok Epyardi Asda marah-marah viral di media sosial. Epyardi marah karena Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) melakukan safari ramadan ke Solok tapi tidak memberitahu dirinya.
Dilihat detikcom, Rabu (20/3/2024), dalam video yang berdurasi 6 menit 35 detik itu, tampak Epyardi sedang duduk di sebuah ruangan dengan disaksikan puluhan orang. Di sana, dia menyampaikan kata-kata yang menunjukkan kekesalannya kepada Gubernur Sumbar.
"Dia (Mahyeldi) datang semua daerah di Sumatera Barat ini tidak pernah memberitahu bupati bersama wali kota. Ujug-ujug datang ke tempat orang seperti malam ini. Mau datang ke Cupak, mau datang ke sini, dibawanya kadernya. Emangnya Solok ini negara PKS apa," kata Epyardi dalam video.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politikus PAN itu juga menyebut, semua hal memiliki aturan. Sehingga Mahyeldi, katanya, tidak bisa mengatur seenaknya.
"Dia nggak punya daerah kekuasan. Dia hanya bersifat kordinator," sebutnya.
Penjelasan Epyardi
Bupati Solok Epyardi membenarkan video yang viral tersebut merupakan dirinya. Dia mengaku sangat kecewa dengan sikap Mahyeldi yang datang ke daerahnya tanpa memberikan informasi.
"Dalam video itu memang saya. Ini karena gubernur kita ini sudah tidak menggagap kami sebagai kepala daerah. Dan dia datang ke tempat kita (Solok) tanpa memberitahukan apa-apa. Jangankan bupati atau camat, kepala desa saja tidak tahu," ucap Epyardi.
Epyardi mengatakan, kedatangan Gubernur Sumbar itu diurus oleh PKS, bukan dirinya. Epyardi mengaku tidak nyaman dengan hal ini.
"Kegiatan dia saat itu diurus oleh kader PKS. Dia mengunjungi tiga nagari di sini. Kita sebagai bupati tidak diberitahu, sementara saat saya tanya pada kepala desa semuanya tidak tahu agenda gubernur itu. Jadi ini sudah sangat sering dilakukan beliau selama jadi gubernur setiap kunjungan. Jadi kami sebagai kepala daerah tidak nyaman dan tidak dihargai oleh dia," ucapnya.
Dia juga mengaku sudah lama tidak komunikasi dengan Mahyeldi. Bahkan, sebutnya, Mahyeldi juga melaporkannya ke Kemendagri.
"Kami sudah sangat lama tidak komunikasi sama beliau. Jadi banyak hal yang tidak terjalin. Terbaru kami dilaporkan oleh Gubernur ke Kemendagri untuk meminta kami dipecat dan diberhentikan. Laporan itu ada sebanyak dua kali untuk kami dipecat,"jelasnya.
"Sementara untuk teguran dan klarifikasi kalau saya salah juga tidak ada. Jadi langsung saja dia laporkan saya ke Kemendagri. Jadikan alur ini salah,"sambungnya.
Terkait penyebab renggangnya hubungan dia dengan orang nomor satu Sumbar itu, Epyardi mengaku disebabkan banyak hal. Terbaru isu dia akan maju sebagai gubernur.
"Ini kami beranggapan, isu kami maju Pilkada mendatang sebagai gubernur membuat dia tambah tidak suka sama kita. Tapi kita tidak mau menerka terlalu jauh. Ini akan kami serahkan saja walau beliau tidak suka," tutupnya.
(afb/afb)