Wanita Ngaku Diusir dari Pesawat karena Badannya Besar

Internasional

Wanita Ngaku Diusir dari Pesawat karena Badannya Besar

Tim detikTravel - detikSumut
Selasa, 19 Mar 2024 22:00 WIB
Airplane interior
Foto: (Thinkstock)
Jakarta -

Dua orang wanita mengaku jika mereka diusir dari pesawat. Alasannya menurut mereka karena ukuran tubuh mereka yang besar.

Mereka mengaku disuruh untuk memesan masing-masing dua kursi dalam penerbangan Air New Zealand. Alasan pemesanan dua kursi itu, kata mereka, untuk menampung berat badannya.

Kedua penumpang itu adalah Angel Harding dan temannya yang dilaporkan baru saja kembali dari Hui (istilah suku Maori untuk pertemuan informal) di Hastings. Keduanya terbang dari Kerikeri ke Auckland dan kemudian Auckland ke Napier tanpa kendala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, penerbangan mereka dari Napier ke Auckland pada Jumat (15/3/2024), penerbangan mereka berbalik arah ke bandara karena suatu kondisi.

Melansir detikTravel yang mengutip New York Post, Harding menyebut saat itu dia sedang melihat ke luar jendela dan tengah merasakan sakit di lengannya. Dia pun menuduh pramugari telah membanting sandaran tangannya ke lengannya.

ADVERTISEMENT

Mengutip Daily Star, Selasa (19/3/2024), selain itu, anggota kabin disebut memberitahu dia bahwa semua sandaran tangan harus diturunkan sebelum pesawat lepas landas. Dia menyebut instruksi itu cukup agresif.

Dijelaskan jika situasi semakin memanas usai temannya mengkonfrontasi pramugari untuk duduk ketika pesawat sedang melaju.

"Dia berkata, 'Bukankah Anda harus duduk jika pesawat sedang bergerak?'," ujar Harding.

"Lalu (pramugari) melihat kami berdua dan berkata, 'Saya bisa mengeluarkan kalian berdua dari penerbangan ini'," akunya.

Di akhir, mereka menyadari bahwa pramugari itu tidak sekedar menggertak. Karena dia langsung berbicara di telepon dan setelahnya pesawat berbalik arah kembali ke terminal bandara.

Kemudian, pramugari mengumumkan bahwa semua orang harus turun dari pesawat karena ketidaknyamanan. Hingga akhirnya mereka berdua diberitahu bahwa harus memesan empat kursi jika terbang dengan Air NZ di masa depan.

"Dia menghampiri dan berkata, 'Kalian berdua seharusnya memesan empat kursi, kalian berdua seharusnya membeli masing-masing dua kursi'," terang Harding.

Setelah itu, anggota staf maskapai menyebut mereka harus memesan ulang dan membeli masing-masing dua tiket. Sementara penerbangan berikutnya dengan jumlah kursi yang tersedia baru ada dua hari kemudian.

Harding menyebut bahwa dia tidak mampu membeli tiket lagi, jadi maskapai penerbangan tersebut memberikan mereka tempat tinggal, makanan, dan penerbangan kembali pada hari Minggu.

Mereka pun harus menunggu di Koru Lounge dan akhirnya mereka mendapatkan kursi pada penerbangan malam itu dan bisa kembali pulang.

"Kami berkomitmen untuk memperlakukan semua pelanggan dengan hormat dan bermartabat dan kami mohon maaf karena para pelanggan ini mendapatkan pengalaman yang tidak memuaskan. Kami akan terus bekerja sama dengan pelanggan secara langsung untuk mengatasi masalah mereka," ujar juru bicara Air New Zealand kepada 1 News.

Menanggapi hal tersebut, Harding mengaku trauma atas insiden yang ia alami.

"Kita semua adalah manusia, kita semua adalah manusia, dan saya tidak ingin ada orang yang mengalami trauma seperti yang kita alami saat ini," keluhnya.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads