Salat Tarawih dan salat witir adalah salat sunah yang dilaksanakan pada malam hari. Terkhusus bagi salat Tarawih, hanya dilakukan pada malam bulan Ramadan saja setelah salat Isya. Sementara itu, salat witir dapat dilakukan baik pada malam bulan Ramadan ataupun pada malam-malam lainnya.
Dilansir dari buku Fikih Salat Sunah oleh Ali Musthafa Siregar, salat Tarawih lebih afdal dilakukan secara berjemaah di masjid, sebab akan mendapat pahala berkali-kali lipat. Salat Tarawih ada yang berjumlah 8 atau 20 rakaat, setelah itu biasanya akan dilanjutkan dengan salat witir dengan jumlah rakaat ganjil.
Namun, bagaimana hukumnya jika mengerjakan salat Tarawih berjemaah di masjid lalu melanjutkan salat witir secara sendiri di rumah? detikers bisa simak penjelasannya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hukum Melaksanakan Salat Tarawih di Masjid dan Salat Witir di Rumah
Salat Tarawih sendiri hukumnya sunah muakkadah (sunah yang dianjurkan) pada setiap malam bulan Ramadan. Salat ini dapat dilakukan secara sendiri maupun berjamaah. Namun beberapa ulama berpendapat lebih baik dilakukan secara berjemaah di masjid.
Setelah salat Tarawih, biasanya umat Islam akan menyambungnya dengan salat witir sebanyak 3 rakaat. Salat witir disebut sebagai penutup salat pada malam hari, sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW berikut:
اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
Artinya, "Jadikanlah shalatmu yang paling akhir di waktu malam berupa shalat witir," (HR Bukhari Muslim)
Meskipun biasa dilakukan sesudah salat Tarawih, salat witir juga dilakukan setelah salat malam lain seperti salat Tahajud. Lalu timbul perdebatan, bagaimana dengan umat Islam yang melaksanakan salat Tarawih di masjid secara berjamaah kemudian melanjutkan salat witir di rumah, sementara sesuai hadis di atas salat witir adalah penutup bagi salat malam.
Dikutip dari NU Online, Imam an-Nawawi menerangkan bahwa salat witir pada hakikatnya tidak dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah di masjid. Walaupun begitu, terdapat pengecualian pada malam Ramadan, karena biasanya sebagai penyambung salat Tarawih dengan berjamaah.
Tapi apabila seorang muslim ingin melakukan salat malam lain seperti tahajud, maka salat witir lebih baik dilakukan secara sendirian setelah salat tahajud supaya mendapat keberkahan sebagai penutup salat malam.
Dalil-dalil Pengerjaan Salat Witir
Dilansir dari website resmi Muhammadiyah, terdapat beberapa hadis yang berkaitan dengan salat witir, yaitu sebagai berikut:
عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ خَافَ مِنْكُمْ أَنْ لَا يَسْتَيْقِظَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ ثُمَّ لِيَرْقُدْ وَمَنْ طَمِعَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَيْقِظَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَإِنَّ قِرَاءَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَحْضُورَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ
Dari Jabir (diriwayatkan) dari Rasulullah saw, beliau bersabda: Barangsiapa di antara kalian khawatir tidak bisa bangun di akhir malam hendaklah ia witir di awal malam kemudian tidur, dan barangsiapa mampu bangun di akhir malam hendaklah ia witir di akhir malam, sebab salat di akhir malam itu disaksikan. Itulah yang lebih afdal [H.R. Ibnu Majah nomor 1177].
عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ وَتْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ مِنْ كُلِّ اللَّيْلِ قَدْ أَوْتَرَ وَسَطَهُ وَآخِرَهُ وَأَوَّلَهُ
Dari Masruq (diriwayatkan) ia berkata: Saya bertanya kepada 'Aisyah tentang salat witir Nabi saw. Dia ('Aisyah) berkata: Setiap malam beliau melaksanakan salat witir, terkadang di pertengahan malam, di akhir, dan terkadang di awal malam [H.R. Ahmad nomor 23826].
Dari hadis di atas dijelaskan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan salat witir sebagai salat penutup salat sunah malam, namun tidak ditentukan secara pasti waktu pelaksanaannya. Bisa saja di awal, pertengahan, atau akhir malam. Jika dirasa tidak mampu melakukan salat witir di akhir malam, maka dapat dilakukan pada awal malam. Namun apabila mampu melakukannya di akhir malam, maka lebih baik dilakukan di akhir malam.
Begitulah penjelasan dan ketentuan mengenai pelaksanaan salat witir yang dilakukan secara sendirian di rumah. Semoga dapat dapat diamalkan dan kita tidak keliru lagi ya, detikers.
Artikel ini ditulis Salamah Harahap, mahasiswi magang merdeka di detikcom.
(afb/afb)