Jemaah Tarekat Syattariyah yang berbasis di Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), bakal melakukan puasa Ramadan 1445 H pertama besok hari. Penentuan awal puasa tersebut usai melihat hilal dengan mata telanjang di beberapa titik yang telah ditentukan.
Pantauan detikSumut, Selasa (12/3/2024), usai salat Asar, para tokoh alim ulama dan masyarakat Tarekat Syattariyah memadati Masjid Agung Syekh Burhanuddin Ulakan. Dari sana, para pengamal Tarekat Syattariyah ada yang memilih berkumpul di Pantai Ulakan dan Pantai Tiram.
Di pantai Ulakan, tampak ratusan masyarakat Tarekat Syattariyah berkumpul. Di sana mereka memadati bibir pantai sembari melihat arah langit sampai matahari tenggelam. Namun, sampai pukul 19.00 WIB hilal di Pantai Ulakan dan Tiram tidak kelihatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pimpinan Tarekat Syattariyah Ulakan, Tuanku Ali Amran membenarkan hilal tidak kelihatan di Pantai Ulakan dan Tiram. Namun dia menyebut, Tarekat Syattariyah akan tetap puasa esok karena di titik lain hilal kelihatan.
"Benar di Ulakan dan Tiram bulan (hilal) tidak kelihatan, karena faktor cuaca kurang mendukung. Namun di titik lain bulan nampak. Jadi kami besok sudah berpuasa," katanya kepada detikSumut, Selasa (12/3).
Tuanku Ali Amran menjelaskan penetapan besok puasa Ramadan pertama sesuai hasil sidang isbat yang digelar tokoh dan alim ulama Tarekat Syattariyah. Nanti, pihaknya bakal menyembunyikan suara tabuh pertanda dimulainya puasa besok.
"Ini baru kami gelar sidang isbat di Masjid Ulakan. Yah, karena bulan nampak kami besok berpuasa,"ungkapnya.
"Nanti habis solat Isya, masjid dan surau kami akan membunyikan tabuh. Di sana masyarakat tersebut tahu kami besok puasa," jelasnya.
Untuk diketahui, metode penentuan awal puasa Tarekat Syattariyah menggunakan metode hitung hisab Taqwim Khamsiah. Metode penghitungan itu sudah dilakukan dari turun temurun. Sedangkan berapa lama puasa Tarekat Syattariyah, biasanya 29 sampai 30 kali.
Tarekat Syattariyah pertama kali dibawa dan dikembangkan oleh Syekh Burhanuddin pada abad ke-17 di Sumbar. Sementara sebaran tarekat ini berbasis di Padang Pariaman dan beberapa daerah lainnya di Sumbar.
Tarekat Syattariyah merupakan satu dari dua tarekat besar yang tumbuh di Ranah Minang. Selain Tarekat Syattariyah yang melaksanakan hari besar seperti Ramadan lebih akhir, ada tarekat Naqsabandiyah yang melaksanakan puasa dan lebaran lebih awal.
Diketahui hari ini adalah hari keempat puasa bagi Naqsabandiyah di Kota Padang dan sekitarnya, sementara Tarekat Syattariyah baru esok hari gelar puasa perdana.
(dhm/dhm)