Kisah Mantan Sopir di Medan Jadi Agen BRILink, Kini Punya 4 Cabang-7 Pekerja

Kisah Mantan Sopir di Medan Jadi Agen BRILink, Kini Punya 4 Cabang-7 Pekerja

Andika Syahputra - detikSumut
Minggu, 10 Mar 2024 13:00 WIB
Agen BRILink yang punya 4 cabang, Usman (kiri). (Andika Syahputra/detikcom)
Agen BRILink yang punya 4 cabang, Usman (kiri). (Andika Syahputra/detikcom)
Medan -

Tak pernah terlintas di pikiran Usman tentang kehidupannya hari ini, punya empat cabang usaha dan tujuh orang yang bekerja membantu usahanya. Padahal Usman dulunya adalah mantan buruh kasar di gudang ikan dan juga sopir angkot.

Dari menjalankan empat cabang usaha itu, pendapatannya lebih dari cukup. Dia bisa sekolahkan seluruh anaknya, bahkan ada yang sebentar lagi menjadi sarjana.

Usman merupakan warga Jalan Besar Bagan Deli, Kecamatan Belawan, Kota Medan. Kehidupannya perlahan berubah setelah menjadi Agen BRILink sejak 2017 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemui di Agen BRILink UD Fahri yang tak jauh dari rumahnya, Usman terlihat memantau aktivitas pekerjanya ketika melayani nasabah. Pria yang akrab disapa Bang Dul itu sudah tidak terjun lagi melayani nasabah, dia hanya memantau dan mengontrol.

"Kak mau transfer Rp 300 ribu," tutur Rio salah seorang nasabah yang datang ke Agen BRILink UD Fahri.

ADVERTISEMENT

Ayu, wanita berbaju hitam yang langsung dengan sigap melayani keinginan nasabah itu. Mesin Electronic Data Capture (EDC) langsung diletakkannya di atas meja.

"Berapa nomor rekeningnya," tanya Ayu ke Rio. Bang Dul tampak sesekali melirik ke pekerjanya yang melayani transaksi nasabah.

Cabang Agen BRILink milik Usman. (Andika Syahputra/detikcom)Cabang Agen BRILink milik Usman. (Andika Syahputra/detikcom)

"Kalau transaksi transfer ini harus hati-hati, jangan sampai salah input nominal atau nomor rekening. Salah tekan satu angka 0 saja bisa repot urusan," timpal Bang Dul saat berbincang dengan detikcom Sabtu 9 Maret 2024.

Kesalahan transaksi menjadi salah satu cerita duka selama menjadi agen BRILink. Bukan hanya sekali, tapi beberapa kali hal tersebut terjadi karena kesalahan input angka.

"Kadang mau salah, salah transfer, kirim Rp 600 ribu, salah input kelebihan 0 satu, jadi Rp 6 juta. Kami buat laporan, terus menghubungi yang nerima, kalau dia mau mulangkan, uang bisa kembali. Ada juga salah transfer Rp 4 juta, orangnya didatangi, didatangi rumahnya, tapi nggak ada. Ada orang korban penipuan, hadiah-hadiah itu, penipuan modus. Itu saya anggap resiko punya usaha," ungkapnya.

Usman berkisah awalnya dia ditawari oleh pihak BRI menjadi Agen BRILink di tahun 2016. Saat itu, dia memang menjadi nasabah di BRI dan memiliki pinjaman Rp 3 juta.

"Pinjaman BRI di awal itu Rp 3 juta untuk usaha kedai sembako istri. Dari situ ditawari mau tidak jadi agen. Pihak BRI bilang tawari 'mau jadi agen', ditunjuk pembagi agen sembako, perpanjangan tangan BRI. Awalnya itu ditunjuk jadi Agen BRILINk, bagi sembako. Itu belum banyak tahu, lagi pula masyarakat kurang percaya. Nggak kayak sekarang gampang, dulu kita promosikan dulu," tuturnya.

Ketika itu dia masih menjadi sopir angkot nomor 61 rute Belawan-Simalingkar. Kurang lebih tiga tahun dijalaninya profesi sebagai sopir angkot. Sebelum itu Bang Dul merupakan kuli kasar di gudang ikan.

"Alhamdulillah ada peningkatan ekonomi, aku dulu sopir angkot 61 mulai 2013-2016 sambilan usaha orang rumah buka kedai, 2004 mulai dari warung kecil. 2013 nggak kerja lagi, jadi sopir dulu sebelum sopir mocok-mocok di gudang ikan," katanya ayah empat anak ini.

Usahanya perlahan mulai berkembang, meskipun saat itu ada kebijakan BRI tidak lagi perpanjangan tangan penyaluran Bantuan Pangan Pemerintah Non Tunai (BPNT), BRILink miliknya yang telah dikenal banyak orang terus berkembang. Satu persatu cabang dibukanya, hingga hari ini total punya empat cabang.

"Pertama kali punya jadi Agen BRILink itu di kedai istri. Itu di Lorong I Umum, Jalan Bagan Besar Bagan Deli ini juga. Kemudian bukan di Jalan Saledes, satu lagi di Gabion pinggir laut, itu untuk melayani transaksi perbankan di sana, cuma di Gabion kalau hari minggu tutup karena sepi tidak ada aktivitas pekerja," katanya.

Dalam pengembangan usaha atau membuka cabang Agen BRILink baru, diakuinya ada peran dari BRI. Berkat pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) dia bisa membuka cabang baru.

"Di awal dulu pinjaman Rp 3 juta, Rp 25 juta, Rp 40 juta, terakhir Rp 500 juta, untuk modal buka Agen BRILink. Selain modal usaha juga dipakai rehab rumah. Alhamdulillah sekarang pinjaman sudah lunas," tuturnya.

Dari empat cabang, total transaksi yang dilayani mencapai 100 transaksi tarik tunai dan 150 lebih transaksi setor atau transfer. "KUR BRI itu yang dipakai untuk perputaran transaksi. Kalau sekarang saya kan tidak melayani langsung, ada anggota. Cuma saya kontrol untuk ketersediaan saldo mereka," bilangnya.

Anak Usman Sebentar Lagi Jadi Sarjana. Baca Halaman Berikutnya...

Total ada tujuh orang yang bekerja membantu Bang Dul menjalankan usaha agen BRILink. Semua orang itu masih memiliki hubungan keluarga dengannya.

Dia sengaja memilih keluarga menjadi pekerja karena usahanya berkaitan dengan uang, dan jumlahnya tidak sedikit.

"Karyawan siang, anak, keponakan ada 3, di rumah orang rumah (istri). Malam tutup 1, buka 3, kalau istri dihitung ada 7 (pekerja). Karena urusan uang ini agak susah, makanya yang bantu keluarga semua. Kalau untuk mereka yang kerja sama saya, gajinya setiap minggu, Rp 400 ribu per minggu," jelasnya.

Dul bercerita anak sulungnya sebentar lagi akan wisuda sarjana. Biaya kuliah anaknya itu didapatnya dari menjalankan usaha sebagai agen BRILink.

"Anak nomor dua nggak kuliah, karena nggak mau (kuliah). Saya mintanya jaga aja BRILink. Yang nomor 1 (sulung) abis lebaran mau wisuda. (Anak) nomor tiga pesantren, yang kecil SD. Sebenarnya agen BRILink lumayan, nggak repot cari penghasilan sana sini. Orang yang datang membawa uang," tuturnya.

Pendapatan yang diperoleh sebagai agen BRILink cukup untuk memenuhi kebutuhan dia dan keluarga. Hal itu patut disyukuri oleh Bang Dul, mengingat latar belakangnya dahulu.

"Total transaksi atau perputaran uang dari empat cabang yang saya punya itu sekitar Rp 6 miliar hingga Rp 7 miliar. Tapi itu kan total perputaran uang bukan pendapatan," katanya.

Biaya administrasi yang dikenakan kepada setiap nasabah yang bertransaksi itulah yang menjadi keuntungannya. Rata-rata setiap transaksi keuntungannya antara Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu.

"Sebenarnya kita lebih untung kalau transaksi kecil tapi banyak dari pada sekali transaksi tapi nominalnya besar. Kalau transaksi kecil modal juga kecil. Tapi apapun itu kita terima semua transaksi dalam jumlah besar dan kecil. Setiap cabang itu transaksinya kalau rata-rata per hari mencapai 200-250 transaksi," ucapnya.

Kepada BRI dia berpesan agar dibuat aturan mengenai Agen BRILink, terlalu banyak dan tanpa ada pengaturan jarak diakuinya dapat merugikan agen. "Kendalanya sekarang itu, semua orang bisa jadi agen BRILink, padahal hanya berjarak beberapa meter dari agen yang sudah ada sebelumnya. Ini masukan untuk BRI, semoga didengar," tutupnya.

Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto mengungkap pada akhir Oktober 2023 BRI telah memiliki 710 ribu layanan Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurutnya, melalui layanan ini, masyarakat dapat melakukan transfer, melakukan penyetoran dan penarikan simpanan serta melakukan berbagai aktivitas perbankan sebagaimana di kantor bank.

"BRI berkomitmen untuk memberikan layanan yang optimal kepada Nasabah melalui berbagai jaringan baik berupa jaringan fisik konvensional (Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit, dan lainnya), jaringan elektronik (ATM, CRM, EDC), digital dengan super apps BRImo, termasuk jaringan AgenBRILink yang prima hingga complaint handling Nasabah yang optimal," ungkap Andrijanto dalam keterangan tertulis.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sopir Bajaj Jakpus Dipanggil Dishub 2 Kali Usai Viral Diduga Dipalak"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads