Satu dari empat tersangka penganiayaan kepada santri bernama Balqis mengaku tega menganiaya karena korban susah diatur. Pengakuan itu diutarakan tersangka bernama AF (16) saat ditanyai warga ketika ikut mengantarkan jenazah Bintang ke rumahnya di Banyuwangi.
Hal ini diceritakan ibu dari korban, Suyanti. Pengakuan ini terucap saat keponakan Yanti itu mengantar jenazah korban ke rumahnya di Banyuwangi.
"Katanya Bintang susah diatur, disuruh salat dan disuruh ngaji itu susah. Makanya dia harus dipukul," kata Yanti menirukan ucapan AF, Selasa (27/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar pernyataan AF, Yanti mengaku tidak habis pikir. Dia menilai kesalahan anaknya itu jelas tak sepadan dengan nyawa anaknya.
"Sebesar apa salah anak saya, kenapa kok dianiaya begitu sampai luka-luka di sekujur tubuhnya. Kok setega itu melakukannya," tegas Yanti sambil menangis.
Yanti pun berharap hukum bisa ditegakkan. Ia ingin anaknya mendapat keadilan, dan kejadian serupa tidak menimpa santri-santri lainnya.
"Mohon ini diusut tuntas, saya tidak punya kekuatan apa-apa selain ini. Saya mohon usut tuntas, jangan sampai kejadian seperti ini terjadi lagi," ucapnya.
Baca juga: Santri di Kediri Tewas Dianiaya 4 Seniornya |
Meski telah mengikhlaskan kepergian anak bungsunya itu, Yanti meminta kepada penegak hukum untuk tidak ragu bertindak tegas dan mengungkap semuanya dengan gamblang.
"Herannya, saat anak saya dibanting dipukul itu ada 15 santri katanya. Kok diam saja, kok gak lapor ke Pondok," tanya Yanti tanpa jawab.
"Bahkan sampai sekarang, dari pihak pondok tidak ada kata belasungkawa ataupun duka cita dari pihak pondok," jelasnya.
Untuk diketahui, Bintang Balqis Maulana (14) Santri Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri yang meninggal dunia diduga setelah mengalami penganiayaan oleh seniornya.
Jasad Bintang diantarkan oleh pengasuh pondok pesantren dan tersangka pada Jumat (23/02) malam dengan kondisi terbungkus kafan dengan darah masih bercucuran.
(afb/afb)