Kurang dari satu bulan lagi Ramadhan 2024 akan tiba, saatnya umat Islam di seluruh penjuru dunia melaksanakan ibadah puasa. Tapi sering kali wanita tidak melaksanakan ibadah puasa karena haid, namun dia harus tetap menggantinya di kemudian hari.
Sebelum Ramadhan tahun ini tiba, baiknya detikers yang punya utang puasa tahun lalu menggantinya. Sebelum itu, detikers harus mengetahui ketentuan serta bacaan niat qadha puasa Ramadhan.
Niat Puasa Ganti Ramadhan karena Haid
Hal pertama yang harus detikers lakukan ketika hendak mengganti puasa adalah berniat. Niat sebaiknya dilafazkan malam sebelum fajar, sebagaimana yang dikutip dari laman resmi nu.or.id, Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna' berkata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر
Artinya: Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah saw, "Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya." Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits,"
Di bawah ini merupakan niat qadha puasa Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.
Ketentuan Pelaksanaan Qadha Puasa Ramadhan
Muslimah yang haid wajib mengganti puasa sesuai dengan banyaknya hari yang telah ditinggalkan. Hal ini sesuai dengan Surah Al-Baqarah ayat 184.
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ١
Artinya: (Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Lalu, apakah qadha puasa wajib dilakukan secara berurutan? Dilansir dari laman resmi nu.or.id, terdapat dua pendapat. Pendapat pertama, qadha harus dilakukan berurutan apabila puasa yang ditinggalkan berurutan pula. Sementara pendapat kedua, qadha puasa tidak wajib dilakukan secara berurutan sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW pada Hadis Riwayat Daruquthni dari Ibnu Umar:
قَضَاءُ رَمَضَانَ إنْ شَاءَ فَرَّقَ وَإنْ شَاءَ تَابَعَ
Artinya: Qadha (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan.
Dalam hal ini, pendapat kedua lebih diutamakan karena didukung oleh hadis shahih. Demikianlah uraian mengenai doa niat puasa Ramadhan karena haid, lengkap dengan ketentuan pelaksanaannya. Jangan lupa dicatat dan diamalkan ya, detikers!
Artikel ini ditulis Salamah Harahap, mahasiswi peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(astj/astj)