Fenomena Matahari Kembar Diduga Terjadi di Sumbar, Ini Penjelasan BMKG

Sumatera Barat

Fenomena Matahari Kembar Diduga Terjadi di Sumbar, Ini Penjelasan BMKG

M Afdal Afrianto - detikSumut
Jumat, 23 Feb 2024 14:25 WIB
Tangkapan layar video fenomena matahari kembar yang diduga terjadi di Sumbar. (dok. Istimewa)
Foto: Tangkapan layar video fenomena matahari kembar yang diduga terjadi di Sumbar. (dok. Istimewa)
Padang -

Satu video yang menarasikan terjadinya fenomena matahari kembar atau Sun Dog di Sumatera Barat (Sumbar) viral di aplikasi percakapan X (Twitter). Video itu sebelumnya diunggah pertama kali oleh pengguna akun X @never_alonely.

Dilihat detikSumut, Jumat (23/2/2024) per pukul 12.10 WIB, video yang berdurasi 1 menit 44 detik itu mendapatkan tanggapan beragam dari pengguna X sebanyak 54 orang dan tayangan sebanyak 136 ribu pengguna.

Terkait munculnya fenomena matahari kembar atau Sun Dog, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau, Yudha Nugraha menyebut fenomena Sun Dog itu adalah fenomena biasa. Hal itu terjadi karena faktor peralihan musim hujan ke kemarau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fenomena ini memang terjadi pada kondisi tertentu. Dia muncul ketika adanya pembiasan atmosfer di partikel hidrometeorologis atau partikel basah seperti es. Sehingga ini akan membiaskan matahari dipermukaan bumi yang muncul seperti pola matahari menjadi dua. Dan ini biasanya terjadi pada peralihan musim hujan ke kemarau. Jadi hal ini adalah hal biasa," kata Yudha pada detikSumut, Jumat (23/2/2024).

Matahari kembar itu, kata Yudha, diistilahkan di sains sebagai Sun Dog. Kejadian Sun Dog, lanjut Yudha, memiliki karakteristik sama dengan fenomena halo matahari dan matahari cincin.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah fenomena biasa. Sun Dog memiliki karakteristik sama dengan fenomena halo matahari dan matahari cincin. Karena ini kejadian jarang, pasti dikaitkan dengan kejadian bencana atau kondisi yang mengerikan lainnya. Secara ilmiah itu tidak ada pembuktiannya (akan muncul bencana). Jadi ini adalah fenomena biasa," ungkapnya.

"Walau dia (Sun Dog) muncul pada kondisi yang berlawanan, itu juga adalah hal biasa dan normal. Karena itu disebabkan refleksi atau pemantulan sempurna dari sinar matahari. Jadi dari pemantulan ini memunculkan adanya matahari baru. Atau matahari kembar," sambungnya.

Di Indonesia, Yudha mengaku kejadian Sun Dog sudah sangat sering dan lumrah terjadi. Biasanya kejadian itu muncul di daerah yang akan memasuki peralihan musim hujan ke kemarau. Kejadian ini juga didukung oleh kondisi atmosfer langit yang melembab dan basah.

"Di Indonesia fenomena ini sudah sering dan lumrah terjadi. Dia muncul ketika terjadinya peralihan musim hujan ke kemarau atau sebaliknya. Dan ini juga didukung dengan kondisi atmosfer langit yang melembab dan basah. Yang memungkinkan itu terjadi. Jadi kita harap jangan sampai fenomena itu dikaitkan dengan akan muncul bencana. Karena fenomena itu adalah hal biasa," tutupnya.




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads