Waduh Pria Lansia Ini Masukkan Baterai ke Penis, Kok Bisa?

Waduh Pria Lansia Ini Masukkan Baterai ke Penis, Kok Bisa?

Tim detikHealth - detikSumut
Minggu, 18 Feb 2024 19:30 WIB
Baterai masuk ke dalam penis.
Foto: Sciencedirect
Medan -

Seorang pria berusia 73 tahun di Australia harus dilarikan ke rumah sakit guna menjalani operasi usai memasukkan tiga baterai berbentuk seperti kancing sejenis baterai jam ke dalam penisnya.

Rupanya ia sengaja memasukkan baterai ke dalam penis demi kepuasan seksual. Ia juga diketahui beberapa kali melakukan hal serupa, namun belum pernah mengalami masalah saat mengeluarkannya.

Kasus pria yang tak disebutkan namanya tersebut dipublikasikan dalam Journal Urologi dikutip detikHealth.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejauh pemahaman kami, ini adalah kasus nekrosis uretra pertama yang dilaporkan dengan penyisipan baterai kancing," tulis penulis.

Dokter segera melakukan tindakan guna mengeluarkan tiga baterai yang bersifat korosif tersebut untuk menghindari kematian jaringan dalam tubuh korban.

ADVERTISEMENT

Menurut tim dokter, ada kemungkinan infeksi gangrene fournier yang umumnya jarang terjadi, namun infeksi tersebut mematikan. Gangrene fournier merupakan penyakit sporadis yang menyebar dengan cepat dan melibatkan kematian jaringan yang berpotensi fatal.

"Semua baterai yang diekstraksi dilapisi dengan bahan seperti tar hitam," demikian catatan penelitian tersebut.

Setelah operasi dilakukan, baterai-baterai tersebut berpindah ke dalam uretra penis karena gagal keluar berulang kali. Namun akhirnya baterai tersebut berhasil dikeluarkan dari penis lansia tersebut.

Meski baterai tersebut berhasil dikeluarkan, 10 hari kemudian, pria itu kembali ke rumah sakit karena terjadi pembengkakan di bagian penisnya. Semacam cairan juga keluar dari kelaminnya hingga ia harus kembali dioperasi.

"Sayatan dibuat pada kulit penis sejumlah besar cairan keluar," kata para peneliti.

Terungkap, pria tersebut mengalami nekrosis dan sudah menyebar sebagaimana ketakutan awal para dokter. Akibatnya, sebagian uretranya harus diangkat.

"Mengingat kompleksitas cederanya, rekonstruksi uretra penis formal kemungkinan memerlukan perbaikan 3 tahap," menurut para peneliti, yang menggambarkan prosedur cangkok selaput lendir yang rumit dan memakan waktu enam bulan.

Akhirnya, dokter memutuskan untuk tidak melakukan rekonstruksi penis lebih lanjut terhadap pasien tersebut.




(nkm/nkm)


Hide Ads