Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, menjelaskan alasan permintaan pembuatan video tersebut ke Rektor Unika Soegijapranata. Adapun video itu dibuat dalam rangka mewujudkan situasi yang kondusif khususnya dalam rangka pelaksanaan Pemilu 2024.
Dijelaskannya, kegiatan itu bernama cooling system. Di mana, dibuat pernyataan beberapa tokoh agama ada akademisi.
"Cooling system ini kegiatannya antara lain mengajak tokoh-tokoh masyarakat, pemuka agama kemudian termasuk civitas akademika untuk memberikan dukungan kepada terlaksananya Pemilu damai yang akan kita hadapi bersama tahun ini," kata Irwan dilansir detikJateng Rabu (7/2/2024).
Kombes Irwan memastikan tidak ada maksud atau motif politik di balik permintaan pembuatan video itu.
"Yang ingin kami sampaikan bahwa ajakan-ajakan ini adalah ajakan untuk menciptakan situasi damai menciptakan situasi kondusif di Kota Semarang, tidak lain dari itu," imbuhnya.
Ia menegaskan tidak ada arahan statemen yang mengangkut politik. Termasuk soal arahan soal testimoni kinerja Presiden Jokowi seperti yang diungkapkan Rektor Unika. Dalam permintaan statemen itu, lanjutnya, Kepolisian juga sudah menjelaskan akan memposting ke media sosial.
"Tidak ada sama sekali (arahan apresiasi kinerja Jokowi). Sebelum kami melakukan wawancara dan testimoni kami sudah sampaikan kepada para tokoh yang kami maksudkan bahwa hasil testimoni akan kami publish karena tujuan kami agar pesan dari tokoh ini sampai khalayak ramai ajakan-ajakannya," katanya.
Dalam pembuatan video itu, Irwan mengaku tidak ada paksaan. Diakuinnya ada pihak yang menolak dan mendukung program tersebut.
"Tidak ada paksaan terhadap siapa saja yang kita hubungi yang kami anggap layak untuk berikan testimoni atau pesan kamtibmas di Kota Semarang. Ada beberapa yang menolak tapi banyak yang mensupport kegiatan ini," imbuh Irwan.
Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto bercerita bahwa dirinya dihubungi orang yang mengaku sebagai polisi untuk membuat video mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi. Ia menolak permintaan itu.
"Chat pertama itu kan hari Jumat (2/2) saya berangkat ke Surabaya karena pertemuan kami dengan Perguruan Tinggi Katolik itu di Surabaya beliau mengatakan dari Polrestabes," kata Ferdinan saat ditemui awak media di Unika Soegijapranata, Semarang, Selasa (6/2/2024).
Meski sudah menolak, dia beberapa kali dihubungi dan dikirimi contoh video dari tokoh lain.
"Lalu saya jawab 'mohon maaf Bapak kami memilih untuk tidak membuat itu' lalu Sabtunya setelah kami membuat pernyataan di Surabaya itu beliau WA lagi kan dengan memberi contoh video-video dari perguruan tinggi lain ada Unsoed, ada Undip, ada UIN, dan sebagainya, dan beberapa PTS di Semarang. Ya jawaban saya sama," jelasnya.
"Kalau kontennya sih sudah disampaikan dan itu hampir sama mungkin teman-teman pernah lihat. Jadi nomor satu kan mengapresiasi prestasi Pak Jokowi selama sembilan tahun terakhir, yang kedua bahwa Pemilu 2024 itu kan intinya mencari penerus Pak Jokowi intinya itu hal yang sama seperti juga muncul di video-video tentang rektor itu," ujarnya.
(astj/astj)