Butet Kartaredjasa Tuding Projo Pansos usai Dipolisikan Diduga Hina Jokowi

Regional

Butet Kartaredjasa Tuding Projo Pansos usai Dipolisikan Diduga Hina Jokowi

Tim detikJogja - detikSumut
Rabu, 31 Jan 2024 10:50 WIB
Budayawan Butet Kertaredjasa saat ditemui wartawan di TBY, Senin (22/1/2024).
Butet Kartaredjasa (Foto: Adji G Rinepta/detikJogja)
Sleman -

Budayawan Butet Kartaredjasa dipolisikan atas dugaan penghinaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh sejumlah relawan Jokowi, salah satunya Projo. Butet pun menanggapi laporan tersebut dan menuding Projo sedang pansos atau panjat sosial.

"Oh, nggak papa karena Projonya sedang pansos. Panjat sosial dari pantun saya," kata Butet di Bantul, Dilansir detikJogja, Rabu (31/1/2024).

Butet juga menyebut siapa saja bisa membuat laporan ke polisi, sehingga ia tidak mempermasalahkan laporan terhadap dirinya tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya boleh-boleh saja semua warga bangsa ini boleh melalukan apapun karena itu memang dijamin oleh undang-undang. Melaporkan saya ndak papa," ujarnya.

Namun ia mengaku tak tahu apa kasus yang dilaporkan tersebut. Menurutnya dirinya hanya menyampaikan pikiran-pikirannya.

ADVERTISEMENT

"Tapi kalau saya menanggapi, saya nggak tahu apa yang dilaporkan. Saya kan cuma menyatakan pikiran-pikiran saya dan itu adalah bagian dari kebebasan berekspresi yang dijamin UUD 45," lanjut Butet.

Butet memang kerap menyampaikan buah pikirnya melalu media seni atau lainnya, seperti karya tulis, puisi, cerpen, pantun, naskah atau monolog di panggung.

"Saya juga seorang pelukis saya bisa mengekspresikan kebebasan saya berekspresi di kanvas di kertas secara visual dan itu dijamin oleh UUD 45, dan itu satu hal yang sewajarnya di dalam kehidupan berdemokrasi," katanya.

Diduga ia dilaporkan terkait Pantun yang disampaikannya di Alun-alun Wates, Kulon Progo saat kampanye Ganjar-Mahfud. Dalam pantun itu ia menyisipkan kata binatang dan ngintil atau mengikuti.

Butet menjelaskan, saat itu dirinya bertanya kepada peserta kegiatan kampanye tersebut. Namun jadi multi tafsir.

"Kata binatang yang mana? Wedhus (kambing)? Ha nek ngintil itu siapa? Kan saya cuma bertanya pada khalayak. Yang ngintil siapa? 'Wedhus' berarti kan yang tukang ngintil wedhus. Tafsir aja, apa saya sebut nama Jokowi? Saya bilang ngintil kok," katanya.

"Bilang asu? Lho koe ngerti dewe, bagi saya, saya menyatakan asuok, asu banget itu bukan makian itu suatu ekspresi personal saya. Saya mengagumi kepintaran wedyan koe pintere asu tenan ok. Cah ayu wae tak unekke wasyu iki ayu banget. Asu ok itu dalam konteks saya bagaimana kata itu diekspresikan," jelas Butet.

Sebelumnya, sejumlah relawan melaporkan budayawan Butet Kartaredjasa ke Polda DIY. Relawan-relawan yang melaporkan Butet di antaranya relawan Projo, Sedulur Jokowi, relawan Arus Bawah Jokowi, dan didampingi oleh TKD Prabowo-Gibran.

Ketua Projo DIY, Aris Widi Hartanto, mengatakan Butet dilaporkan buntut ucapannya dalam kampanye Ganjar-Mahfud di Wates, Kulon Progo, pada 28 Januari lalu. Menurut Aris ucapan Butet dalam acara tersebut dinilai menghina presiden.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads