Siaga Darurat Erupsi Gunung Marapi Diperpanjang Satu Bulan

Sumatera Barat

Siaga Darurat Erupsi Gunung Marapi Diperpanjang Satu Bulan

Jeka Kampai - detikSumut
Rabu, 24 Jan 2024 14:24 WIB
Padang -

Masa Siaga Darurat Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat diperpanjang hingga satu bulan mendatang atau sampai 24 Februari 2024 mendatang.

"Masa siaga darurat kita perpanjang sebulan. Hingga 24 Februari mendatang," jelas Kepala Badan Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Agam, Bambang Warsito kepada detikSumut, Rabu (24/1/2024).

Menurut Bambang, keputusan memperpanjang masa siaga darurat diambil melalui rapat koordinasi semua pemangku kebijakan yang berkaitan dengan erupsi Gunung Marapi, siang ini. Hal itu dilakukan, agar penanganan warga terdampak yang tinggal di sekitar lereng gunung, bisa dilakukan secara maksimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama masa perpanjangan siaga darurat, pihaknya kata Bambang akan fokus dalam beberapa hal. Antara lain menyiapkan Sabo Dam sungai di hulu Marapi. Sabo Dam ini bermanfaat dalam mengendalikan lahar atau aliran air terutama yang disebabkan oleh hujan yang lebat.

"Kita sudah bicara dengan Balai Sungai untuk membangun sabo dam dari hulu Marapi. Sudah ada titik-titiknya yang dipetakan dalam pembersihan hulu sungai ini," katanya.

ADVERTISEMENT

Selain membangun sabo dam, kegiatan lain yang akan dilakukan adalah menyiapkan mental dan kesiapan masyarakat menghadapi bencana, termasuk juga melakukan trauma healing ke sekolah-sekolah bersama para pegiat kebencanaan.

"Trauma healing akan dimasifkan ke sekolah-sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar. Kita juga siapkan akses jalan yang lebih lebar untuk keperluan evakuasi," katanya lagi.

Sesuai penetapan dari PVMBG, Marapi saat ini berada di level III atau siaga. Status ditetapkan sejak Selasa (9/1/2024) malam. PVMBG menaikkan status dipicu oleh aktivitas erupsi dan kegempaan yang terus terjadi lebih dari satu bulan terakhir. Dengan status tersebut, maka seluruh aktivitas warga yang berada pada radius 4,5 kilometer dari puncak dilarang.

Gunung Marapi juga terpantau mengalami perubahan tipe erupsi dari tipe freatik menjadi tipe magmatic. Akibat perubahan status tersebut, zona bahaya yang sebelumnya 3 kilometer juga diperluas menjadi 4,5 kilometer dari puncak atau kawah.

Marapi mengalami erupsi pertama kali pada 3 Desember 2023 silam atau sudah lebih dari satu bulan. Letusan tersebut menyebabkan 24 orang pendaki yang sedang melakukan aktivitas di puncak gunung meninggal dunia. Sejak saat itu, erupsi tidak pernah berhenti hingga kini.

(nkm/nkm)


Hide Ads