Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep membeberkan alasan dirinya terjun ke dunia politik di depan para milenial dan influencer di Aceh. Meski sudah menjadi petinggi partai, dia mengaku masih dapat menjalankan bisnisnya.
Kaesang awalnya menjawab pertanyaan dari salah satu milenial terkait dirinya sempat enggan masuk ke dunia politik karena tidak ada duitnya. Menurutnya, terjun ke dunia politik membuat uangnya tidak bertambah malah berkurang.
"Tapi ya Alhamdulillahnya kan walaupun saya sebagai ketua umum partai sekarang saya kan masih bisa bekerja, saya bukan seperti bapak saya, bukan seperti Mas Gibran (Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka), bukan seperti kakak ipar saya (Walkot Medan Bobby Nasution) di mana beliau-beliau ini adalah pejabat publik," kata Kaesang dalam acara Ngops Santuy yang berlangsung di warung kopi SMEA Premium Banda Aceh, Jumat (5/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, sebagai ketua umum partai dirinya masih dapat bekerja kantoran seminggu sekali untuk mengecek perusahaan. Kaesang juga sempat berseloroh pendapatannya lebih tinggi dibanding Gibran dan Bobby.
"Jadi ya Alhamdulillah masih punya penghasilan yang lumayan dibandingkan wali kota Solo dan wali kota Medan, setidaknya," jelas Kaesang disambut tepuk tangan tamu yang hadir.
Putra bungsu Presiden Joko Widodo itu kemudian membeberkan alasan dirinya terjun ke politik. Dia mencontohkan, dirinya memiliki perusahaan Enigma yang didirikan untuk memberikan pelatihan tentang IT Programmer secara gratis. Pihaknya mengaku memberikan pelatihan kepada 30 orang yang berlangsung selama 3 tiga bulan dan setelah selesai difasilitasi untuk mendapatkan pekerjaan.
"Selama ini saya hanya bisa memproduksi selama tiga bulan itu hanya 30 orang berarti kalau selama 1 tahun berarti hanya 120 orang. Sekarang sudah berjalan Alhamdulillah hampir empat tahun, tapi kan tetap aja jumlahnya hanya sedikit nah saya itu berharap dengan saya masuk ke politik, saya bisa membuat ini jauh lebih besar lagi," jelas Kaesang.
Dia berharap program tersebut dapat diadopsi menjadi kurikulum SMK atau SMA. Dia mengaku tidak perlu dibayar terkait program tersebut dan tidak meminta royalti.
"Ya kalau buat saya, buat kebanggaan aja, itu buat saya itu kenapa saya itu pengen masuk ke politik, karena saya itu yakin dengan saya masuk ke politik, impact yang saya buat akan jauh lebih besar," ujarnya.
Dia menilai anak muda apatis masuk ke dunia politik merupakan hal biasa. Meski demikian, dia mengajak anak muda Aceh untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 14 Februari mendatang untuk mencoblos.
"Gak usah masuk ke politik, tapi berperanlah sebagai subyek, jangan hanya menjadi objek," jelasnya.
(agse/mjy)