Setiap tanggal 19 Desember diperingati sebagai hari Trikora. Trikora adalah singkatan dari Tri Komando Rakyat yang merupakan operasi pembebasan Irian Jaya dari genggaman Belanda.
Tahukah detikers bagaimana sejarah terjadinya operasi Trikora ini? Berikut detikSumut berikan rangkumannya untuk kamu.
Latar Belakang Terjadinya Trikora
Dikutip dari jurnal Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah dalam artikel yang berjudul Peran Gerwani dalam Tri Komando Rakyat (Trikora) 1961-1963, permasalahan Irian Barat dibahas pertama kali antara Indonesia dengan Belanda pada Konferensi Meja Bundar (KMB). Pada konferensi tersebut telah disepakati bahwa Belanda akan membahas kembali masalah Irian Barat setahun setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada tanggal 2 November 1949.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 1950 diadakanlah perundingan membahas Irian Barat serta pembentukan komisi gabungan yang membuat laporan waktu dalam tiga bulan dalam perundingan tersebut. Hasil laporan dari komisi gabungan itu diserahkan pada Agustus 1950. Namun, terdapat perbedaan pandangan antara Indonesia dengan Belanda dalam laporan itu.
Pihak Indonesia mengajukan kepada Belanda untuk mengakui secara de jure wilayah Irian Barat sebagai wilayah Indonesia pada tanggal 4 November 1950 dalam konferensi Uni Indonesia Belanda. Namun, usul tersebut ditolak oleh pihak Belanda karena mereka menganggap Irian Barat bukanlah bagian dari Indonesia.
Pada tahun 1952, pemerintah Belanda mengubah Undang-Undang Dasar Belanda dengan menyatakan bahwa Irian Jaya digabungkan dengan kerajaan Belanda bersama dengan Suriname dan Kepulauan Antillen Belanda. Pemerintah Indonesia berusaha memperjuangkan wilayah Irian Barat melalui diplomasi tingkat internasional, seperti yang dilakukan Presiden Soekarno dalam sidang Majelis Umum PBB tahun 1954.
Saat itu Presiden Soekarno mengajak negara-negara anggota untuk mendesak Belanda agar mengakui Irian Barat sebagai wilayah Indonesia. Namun usaha itu gagal karena Indonesia tidak mendapat 2/3 suara dalam sidang itu.
Upaya yang sama dilakukan pada sidang Majelis Umum X tahun 1955, Majelis Umum XI tahun 1956, dan Majelis Umum XII tahun 1957. Namun hasilnya tidak mulus dan PBB menolak permohonan tersebut.
Selain melalui sidang Majelis Umum PBB, Indonesia berusaha melakukan diplomasi lainnya pada Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 dengan dihadiri oleh 29 negara di kawasan Asia Afrika. Negara-negara ini sepakat mendukung usaha Indonesia memperjuangkan wilayah Irian Barat dari tangan Belanda. Namun pada tingkat internasional di PBB, negara-negara ini tidak dapat memberikan 2/3 suara untuk Indonesia.
Sikap Belanda menimbulkan reaksi masyarakat Indonesia yang membuat tuntutan-tuntutan kepada pemerintah Indonesia untuk memboikot perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia. Seluruh modal dan perusahaan Belanda di Indonesia kemudian dinasionalisasi lebih kurang 700 perusahaan Belanda dengan nilai 1.500 Dollar AS melalui Undang-Undang No. 86 tahun 1958.
Selain itu, pemerintah Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat yang beribukota di Soasiu pada tahun 1956. Pada September 1956, Sultan Tidore Zainal Abidin Syah menjadi gubernur pertama Provinsi Irian Barat.
Di tahun 1959, Presiden Soekarno mengumumkan Dekrit Presiden yang menjadi awal demokrasi terpimpin. Di masa demokrasi terpimpin, pengaruh Presiden Soekarno semakin kuat dan ia menjadi tokoh sentral dalam perpolitikan Indonesia. Kemudian di tahun yang sama Presiden Soekarno membentuk Front Nasional yang merupakan wadah perjuangan nasional untuk melawan Belanda.
Kondisi hubungan Indonesia dan Belanda pada akhir tahun 1961 kian panas setelah Indonesia melakukan konfrontasi di bidang ekonomi maupun politik. Pihak Belanda juga tidak pernah menyinggung masalah Irian Barat dengan pihak Indonesia.
Pada April 1961, Belanda membentuk Dewan Papua bahkan dalam Sidang Umum PBB pada September 1961 Belanda mengumumkan berdirinya negara Papua.
Pemutusan hubungan diplomatik membawa Indonesia dan Belanda menuju konfrontasi fisik. Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno membacakan hal-hal yang dirumuskan oleh Dewan Pertahanan Nasional, yaitu Tri Komando Rakyat atau Trikora di alun-alun Yogyakarta.
Baca juga: Sejarah Singkat Hari Pahlawan 10 November |
Isi Trikora sendiri ada tiga, yaitu:
- Gagalkan pembentukan "Negara Boneka Papua" buatan Belanda kolonial.
- Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia.
- Bersiap untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Pemerintah kemudian mengambil langkah-langkah seperti membentuk Provinsi Irian Barat gaya baru dengan ibukota Kota Baru. Selain itu, pemerintah membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada 13 Januari 1962 sebagai Soeharto sebagai Panglima Komando yang markasnya ada di Makassar.
Demikianlah latar belakang terjadinya operasi Trikora pada tanggal 19 Desember 1961. Ternyata Indonesia sangat gigih untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda ya detikers. Semoga artikel ini bermanfaat ya.
Artikel ini ditulis oleh Aprilda Ariana Sianturi, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(astj/astj)