Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman menyebut istilah 'slepet' yang kerap digunakan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin seperti olok-olokan.
Hal itu dibantah Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid. Menurut Jazilul, istilah slepet merupakan bahasa rakyat kecil dari kalangan pesantren.
"Itu istilah khas pesantren bukan olok-olok," kata Jazilul, dilansir detikNews, Selasa (26/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia lalu menyinggung istilah Revolusi Mental yang menjadi gagasan Presiden Jokowi sebelumnya. Menurutnya revolusi mental terkesan gagah namun kropos.
"Justru istilah revolusi mental terkesan gagah tapi praktiknya keropos," tambah Jazilul.
Menurutnya, hal itu terlihat dari merosotnya indeks demokrasi hingga muncul lagi mental korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
"Keroposnya revolusi mental dapat ditandai dengan merosotnya indeks demokrasi dan munculnya kembali mental KKN. Dan, faktanya pada periode kedua kabinet kerja revolusi mental ini sudah tidak bunyi bahkan sudah ditinggalkan," ucapnya.
Wakil Ketua MPR RI ini menyebut istilah slepet juga menghormati bahasa rakyat kecil.
"Hemat saya, cak Imin mengenalkan slepet sebagai bagian dari bahasa rakyat. Slepet bukan olok olok tapi menghormati bahasa rakyat kecil," ujar dia.
Sebelumnya Cak Imin menilai revolusi mental yang diusung pemerintah selama 10 tahun gagal. Dirinya lalu ingin mengganti dengan istilah slepet.
Kemudian penilaian Cak Imin itu dibantah Habiburokhman, ia meminta Cak Imin bicara menggunakan fakta.
"Parameternya apa beliau bicara revolusi mental gagal? Sayang sekali beliau tidak tunjukkan data yang jelas. Kesannya beliau hanya bicara asumsi berdasarkan ketidaksukaan karena posisi politik yang berseberangan," kata Habiburokhman kepada wartawan, Senin (25/12).
Lalu Habiburokhman mempertanyakan soal konsep 'slepet' yang diusung paslon AMIN. Menurutnya defenisi slepet itu seperti olok-olok.
"Justru saya tidak melihat konsep perdefinisi yang jelas soal slepet itu apa, kok seperti main-main dan olok-olok saja," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
(nkm/nkm)