Sepanjang tahun 2023, ada sejumlah kasus viral yang membuat heboh warga di Sumatera Barat (Sumbar). Mulai dari sejumlah anggota Brimob yang diviralkan masuk ke dalam Masjid Raya Sumbar, hingga adanya aksi mahasiswa yang menolak Gubernur Sumbar Mahyeldi.
Persoalan-persoalan ini mulai menjadi konsumsi masyarakat karena videonya direkam dan viral di media sosial. Untuk selengkapnya, berikut sejumlah peristiwa yang membuat heboh di Sumbar selama 2023.
Brimob Diviralkan Masuk Masjid Pakai Sepatu
Pada Agustus 2023, satu video yang dinarasikan anggota Brimob masuk ke Masjid Raya Sumbar viral. Video itu membuat heboh karena para polisi dinarasikan masuk ke masjid dengan mengggunakan sepatu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video yang beredar, para anggota Brimob itu berjalan di dalam satu ruangan. Ada benda seperti sajadah yang dilewati para Brimob dengan tetap menggunakan sepatu.
Peristiwa itu terjadi saat sejumlah personel kepolisian meminta warga dari Pasaman Barat yang berada di masjid untuk naik ke dalam bus. Warga menjadikan lokasi masjid untuk tempat istirahat di tengah demo yang mereka lakukan berhari-hari di depan Kantor Gubernur Sumbar.
"5 Agustus 2023 siang, utusan warga dan mahasiswa sedang melakukan dialog dengan Pemprov Sumbar di Gubernuran Sumatera Barat. Lalu masyarakat bersholawat di mesjid raya, sambil menunggu utusan yang berdialog dengan Pemrov Sumbar," tutur Direktur LBH Padang, Indira, Sabtu (5/8/2023).
Indira menyebut, saat itu petugas dari kepolisian datang untuk meminta warga naik ke bus untuk kembali ke Pasaman Barat. Warga yang berada di lokasi masjid disebut Indira menolak permintaan dari petugas kepolisian.
"Tim Polda Sumbar mendatangi warga yang bersholawat dan meminta untuk naik ke bus yang disediakan. Warga tidak mau naik bus hingga terjadi tindakan represif dan penangkapan 14 orang oleh Polda Sumbar. Polda menangkap 7 pendamping (LBH Padang dan PBHI Sumbar) , 4 masyarakat dan 3 mahasiswa," sebutnya.
Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono, memberikan penjelasan soal video viral itu. Suharyono menyebut anggotanya bukan masuk ke tempat salat di masjid, namun tempat pertemuan yang ada di lingkungan masjid.
"Itu mendiskreditkan aparat, masuk ke rumah ibadah menggunakan sepatu. Yang sebenarnya, saya klarifikasi, yang masuk pertama adalah polwan (polisi wanita), mengajak mereka keluar, masuk ke bis. Kemudian ada polisi laki-laki. Itu di lantai 1, karena Masjid Raya itu dari lantai ubin bersih, di sana tempat pertemuan itu, seolah-olah memang tikar," kata Suharyono, Sabtu (5/8/2023).
"Kalau yang tidak tahu kondisi di sana, mereka itu tidur di tempat salat, di lantai bawah. Di atas ada lantai karpet rapih untuk salat, kami masuk yah bersama mereka yang pakai sepatu, sendal, anggota yang mengamankan yah pakai sepatu, karena lantai 1 itu keramik yang bersih," sambungnya.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
Gubernur Sumbar Diviralkan Diusir Mahasiswa
Tidak lama dari peristiwa Brimob itu, di Kampus UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi ada video viral yang menarasikan Gubernur Sumbar Mahyeldi diusir mahasiswa.
Presma UIN, Ahmad Zaki, saat itu berorasi menolak kedatangan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi. Gubernur datang ke UIN Bukittinggi untuk memberikan materi tentang pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan (PBAK).
Karena ada penolakan itu Mahyeldi batal berbicara di depan ribuan mahasiswa baru UIN Bukittinggi. Kegiatan sendiri dimulai di Kampus UIN Bukittinggi Selasa (22/8) sekitar pukul 15.00 WIB.
"Kami sudah mengkonsepkan, gubernur datang kami langsung menurunkan spanduk tentang menolak keras gubernur datang di sini. Kami meminta dia keluar dari ruangan PBAK ini. Karena kami sangat mengutuk keras semua tindakan yang terjadi saat demo masyarakat Air Bangis di Padang," ujarnya ketika dikonfirmasi, Selasa (22/8/2023).
Zaki menyebut, situasi sempat memanas ketika dia berorasi menyampaikan penolakan terhadap Mahyeldi. Bahkan dia sempat diturunkan paksa oleh pimpinan kampus, satpam dan ajudan Gubernur Sumbar.
"Gubernur diam saja, cuma pimpinan, satpam dan ajudan menyuruh saya berhenti. Saat saya bicara mikrofon dimatikan. Namun setelah mendapatkan penolakan dia langsung pergi. Untuk Gubernur di lokasi ada selama hampir setengah jam," jelasnya.
Pemprov Sumbar angkat bicara terkait peristiwa itu. Pemprov membantah Gubernur Mahyeldi diusir saat peristiwa tersebut.
Kepala Biro Adpim Pemprov Sumbar, Mursalim mengatakan tidak ada kejadian pengusiran yang diterima Gubernur Sumbar. Namun, dia menyebut memang ada sebuah kejadian yang dilakukan oleh mahasiswa saat Mahyeldi sudah duduk di ruangan.
"Gubernur tidak ada diusir, itu keliru. Terkait kejadian itu memang terjadi, saya sendiri ada di lokasi. Apa yang mereka bilang tidak ada yang jelas. Kalau mengenai PSN (proyek strategis nasional) yang ia tanya, mungkin langsung dijawab sama pak Gubernur," ujarnya pada detikSumut, Rabu (23/8/2023).
Simak Video "Video: Pasaman Barat, Sumbar Diguncang Gempa Berkekuatan M 5,3"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)