Melihat Medan Mal Kini, Dulunya Hiburan Rakyat Menengah Kota Medan

Melihat Medan Mal Kini, Dulunya Hiburan Rakyat Menengah Kota Medan

Kartika Sari - detikSumut
Sabtu, 16 Des 2023 14:37 WIB
Bangunan Medan Mal, salah satu mal tertua di Medan. (Kartika Sari/detikSumut)
Foto: Bangunan Medan Mal, salah satu mal tertua di Medan. (Kartika Sari/detikSumut)
Medan -

Suara teriakan anak-anak sayup terdengar di pelataran Medan Mal sore itu. Mereka berlarian di sekitaran anak tangga mal, tak jauh dari orang tua yang sedang menunggu hujan reda.

Sore itu, Rabu (13/12/2023) hujan turun cukup lebat di sekitaran Medan Mal, Jalan MT Haryono Medan. Beberapa pengunjung tampak menunggu hujan reda di depan mal.

Di antaranya ada Mona (40), warga Medan yang usai berbelanja pakaian di Medan Mal. Ia menyebut sudah langganan mengunjungi mal legendaris ini sejak dirinya masih kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini lagi beli pakaian untuk Natal, memang langganan kami dari dulu. Saya dulu sering diajak mamak ke sini waktu sekolah, udah hiburan kami yang mewah lah kalau dulu tiap ke sini," ungkap Mona kepada detikSumut.

Bangunan Medan Mal, salah satu mal tertua di Medan. (Kartika Sari/detikSumut)Bangunan Medan Mal, salah satu mal tertua di Medan. (Kartika Sari/detikSumut)

Mona bercerita bahwa Medan Mal sering dikunjungi oleh keluarganya lantaran menjual barang-barang dengan harga terjangkau namun bervariasi dengan berbagai toko yang menawarkan produk andalannya.

ADVERTISEMENT

"Di sini murah-murah terus udah ber AC kan enak, daripada belanja di pasar yang desak-desakan. Terus banyak juga dulu toko-toko baju yang modis tapi harganya terjangkau," ujarnya.

Tim detikSumut kemudian menelusuri area Medan Mal yang masih mempertahankan bentuk bangunan aslinya. Hal ini sudah terlihat sejak memasuki lantai pertama mal.

Begitu memasuki lantai pertama, detikers akan melihat area jualan pakaian dan aksesoris. Begitu ramai para penjual yang menawarkan dagangannya.

Detikers akan melihat papan penunjuk arah jadul yang menggantung di atas platform. Papan tersebut tampak usang namun masih dapat terbaca dengan jelas. Di situ tertulis untuk arah pusat informasi, ATM, Telephone, dan Car Call.

Menariknya, area telepon ini masih menyimpan telepon umum koin. Ada sekitar tiga telepon umum koin yang menggantung di bagian samping mal, tak jauh dari area pusat informasi.

Selanjutnya, tim detikSumut mengelilingi area lantai dua dan tiga yang didominasi oleh area busana, supermarket, dan beberapa area FnB.

Sementara itu, pada lantai paling atas, rata-rata diisi oleh FnB dan arena bermain anak. Detikers dapat melihat atap mal yang masih otentik namun masih tampak kuat menyanggah langit-langit bangunan.

Suasana dalam mal masih ramai jelang malam hari. Namun, apabila detikers berjalan ke area belakang mal, lampu pada deretan ruko-ruko sudah dipadamkan yang hanya menyisakan suasana remang-remang yang agak sedikit horor.

Hiburan Rakyat Ekonomi Menengah ke Bawah

Medan Mal menjadi satu di antara mal legendaris di Medan yang berdiri pada 23 September 1994 yang tepat bersebelahan dengan Olympia Plaza Medan.

Eksis hampir 30 tahun, Medan Mal diketahui punya kunci sukses lantaran mampu bertahan dan tetap diminati oleh masyarakat Kota Medan.

"Ada kan beberapa di Medan yang malnya itu jatuh bangun karena ada mal baru. Saya kira Medan Mal ada kestabilan pengunjung di situ karena mereka berada di pusat keramaian. Misalnya dekat dengan Thamrin Plaza, tapi karena lokasi bagus dan lokasinya strategis dimana masyarakat bisa berkomunikasi dan berinteraksi mencari keperluan yang ada baik di pasarnya maupun Medan Mal. Itu yang saya rasa Medan Mal bisa survive sampai sekarang," ungkap Sejarawan Sumut Budi Agustono kepada detikSumut, Kamis (14/12/2023).

Lanjutnya, eksistensi Medan Mal juga didukung dengan loyalitas warga Medan. Tak hanya itu, ia juga mengatakan aktivitas Medan Mal juga terus hidup lantaran disokong dengan pasar tradisional di sekitaran Medan Plaza seperti Pusat Pasar Medan atau sering disebut Pasar Sentral.

"Loyalitas ini yang belum bisa dimiliki mal lain. Itu saya kira yang ambil banyak keuntungan itu Medan Mal ketimbang Pusat Pasar, karena Pusat Pasar sudah berdiri dan banyak pembeli dan penjual berinteraksi di situ. Dan itu kan pasar Sentral hidup 24 jam, itu kan sangat menyokong sekali keberlangsungan hidup Medan Mal yang tidak dimiliki mal lain. Medan Mal ini disokong oleh sektor informal yang ada dari pasar sentral itu. Pasar tradisional inilah yang menyokong daya hidup Medan Mal," jelasnya.

"Kita tidak bisa bayangkan kalau Medan Mal tidak berada di dekat pasar sentral, dia akan sepi seperti mal lainnya," sambung Budi.




(nkm/nkm)


Hide Ads