Polres Belu di Nusa Tenggara Timur (NTT) menangkap delapan warga negara (WN) Bangladesh yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) datang dari Medan. Wali Kota Medan Bobby Nasution pun merespons soal hal tersebut.
Bobby mengatakan jika dia sudah mengingatkan persoalan tersebut kepada jajaran Pemkot Medan untuk tidak bermain-main dengan identitas kependudukan. Termasuk saat pelantikan pejabat Pemkot Medan terakhir.
"Itu sudah saya sampaikan, bahkan kemarin pada saat pelantikan (pejabat Pemkot Medan) terakhir, di situ salah satunya ada dari Disdukcapil, kecamatan dan kelurahan sudah saya sampaikan tolong untuk data diri khususnya KTP Medan ini jangan dimain-mainkan," kata Bobby Nasution di Medan, Jumat (15/12/2023) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bobby mengaku mendapat sejumlah kasus dalam pengurusan identitas diri. Seperti pembuatan KTP Medan untuk berobat hingga pemalsuan data diri untuk bekerja ke luar negeri.
"Karena hari banyak juga yang mau, contoh mau buat KTP Medan hanya untuk berobat, ada beberapa kasus, ada juga kemana yang kita temukan pemalsuan data agar bisa kerja di luar negeri," ungkapnya.
Bobby mengancam akan menjatuhkan hukuman berat kepada aparat Pemkot Medan jika ketahuan nantinya. Hal itu sudah dia sampaikan kepada para anak buahnya.
"Saya sudah sampaikan siapapun dari aparat Pemerintah Kota Medan kalau ikut terlibat hukumannya kita kasih hukuman berat," tutupnya.
Sebelumnya, Polres Belu menangkap delapan warga negara (WN) Bangladesh di rumah warga bernama Kornelis Paibesi (40) di Dusun Fatubesi, Desa Takirin, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (10/12). Kedelapan warga asing yang datang dari Medan, Sumatera Utara, itu diketahui memiliki kartu tanda penduduk (KTP) palsu.
"Benar, mereka memalsukan identitasnya di KTP yang beralamat di Kabupaten Belu, Sikka, dan Kota Kupang," kata Kasi Humas Polres Belu AKP I Ketut Karnawa, Senin (11/12) melansir dari detikBali.
Karnawa menjelaskan kedelapan WNA itu datang dari Medan ke Desa Takirin pada 15 November, 24 November, dan 5 Desember 2023. Mereka dijemput secara bertahap di Bandara El Tari Kupang oleh Kornelis Paibesi.
"Tujuan masuk ke Indonesia semata-mata mau mencari pekerjaan untuk kehidupannya," jelasnya.
Kedelapan WN Bangladesh tersebut pun sudah diberangkatkan ke Jakarta pada Jumat (15/12). Barang bukti dan berkas perkara juga turut dikirim ke kepentingan proses penyidikan keimigrasian di Direktorat Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian.
"Pemindahan delapan orang deteni ke Jakarta untuk mempermudah penanganan serta koordinasi dengan Kedutaan Besar Bangladesh di Jakarta mengenai informasi dari para deteni," ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Atambua Indra Maulana saat dihubungi detikBali, Jumat, (15/12).
(nkm/nkm)