Capres nomor urut 1 Anies Baswedan memberikan jawaban ketika ditanya capres nomor urut dua Prabowo Subianto soal penanganan polusi udara dengan anggaran sebesar Rp 58 triliun. Anies menyebut, polusi udara di Jakarta bersumber dari PLTU di luar kota.
Anies menjelaskan kondisi polusi di Jakarta yang dinilainya tidak konsisten. Oleh karena itu, ia menyebut bahwa angin tidak mempunyai KTP dan polusi mengikuti arah angin.
"Bila masalah polusi udara itu bersumber dari dalam kota Jakarta maka hari ini, besok, minggu depan akan konsisten akan terus kotor, tapi apa yang terjadi? Ada hari di mana kita bersih, ada hari di mana kita kotor. Ada masa Minggu pagi Jagakarsa sangat kotor, apa yang terjadi? Polusi udara tak punya KTP, angin tak ada KTP-nya," kata Anies di Gedung KPU, Menteng, Jakpus, Selasa (12/12/2023), melansir detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angin itu bergerak dari sana ke sini. Ketika polutan yang muncul dari pembangkit listrik tenaga uap mengalir ke Jakarta maka Jakarta punya indikator, karena itu Jakarta mengatakan ada polusi udara. Ketika anginnya bergerak ke arah Lampung, ke arah Sumatera, ke arah Laut Jawa, di sana tidak alat monitor maka tidak muncul, dan Jakarta pada saat itu bersih," ucapnya.
Prabowo pun merespons hal tersebut. Prabowo mengatakan angin seharusnya tak bisa disalahkan. Dia menanyakan Anies soal langkah apa yang dilakukan dalam penanganan polusi dengan anggaran sebesar itu.
"Ya susah kalau kita menyalahkan angin dari mananya. Jadi saya bertanya, dengan anggaran segitu besar (Rp 58 triliun), langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk dengan real dalam 5 tahun mengurangi polusi juga, di mana rakyat Jakarta itu banyak yang mengalami sakit pernapasan," ujarnya.
"Jadi saya kira gampang menyalahkan angin, hujan dan sebagainya ya mungkin tidak perlu ada pemerintahan kalau begitu," sambungnya.
(afb/afb)