12 Desember Hari Bhakti Transmigrasi 73: Sejarah dan Temanya

12 Desember Hari Bhakti Transmigrasi 73: Sejarah dan Temanya

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Senin, 11 Des 2023 11:40 WIB
Ilustrasi kalender bulan Desember
Foto: Fria Sumitro/detikSumut
Medan -

Setiap tanggal 12 Desember diperingati sebagai Hari Bhakti Transmigrasi. Pada tahun ini, Hari Bhakti Transmigrasi akan memasuki peringatan ke 73.

Namun siapa yang menyangka bahwa peringatan itu sudah ada sejak tahun 1950. Bahkan peringatan ini sempat memiliki cerita tragis di dalamnya.

Untuk lebih tahu terkait Hari Bhakti Transmigrasi, berikut detikSumut hadirkan faktanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Hari Bhakti Transmigrasi

Mengutip laman resmi Kabupaten Asahan, Hari Bhakti Transmigrasi merupakan program yang diciptakan presiden pertama, Ir. Soekarno. Peringatan ini tercetus pada 1950.

Kala itu, sejumlah wilayah di Indonesia telah mengalami kepadatan. Namun di sisi lain, terdapat beberapa wilayah di Indonesia masih sepi penduduk atau sedikit populasi.

ADVERTISEMENT

Maka, pemerintah pun mengadakan yang namanya perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk ke daerah lain di wilayah Indonesia.

Sejarah Hari Bhakti Transmigrasi

Melansir detikNews, awal mula adanya peringatan ini sebelum Indonesia merdeka yakni pada 1927. Saat itu, Soekarno, yang kemudian menjadi presiden pertama Indonesia, mencetuskan istilah transmigrasi.

Soekarno mengungkapkan gagasan itu pertama kali dalam Harian Soeloeh Indonesia. Usai dipilih menjadi presiden, langkah transmigrasi pun mulai dijalankan.

Pada 1946, wakil Soekarno yakni Hatta menyinggung kembali pentingnya transmigrasi. Hal itu diungkapkan Hatta dalam Konferensi Ekonomi di Kaliurang, Yogyakarta.

Kemudian tepat pada Desember 1950, pemerintah akhirnya melakukan langkah transmigrasi. Pada masa awal itu, sebanyak 23 kepala keluarga diberangkatkan ke Lampung. Dua kepala keluarga dikirimkan ke Lubuk Linggau.

Langkah diberlakukannya transmigrasi ini guna membuat pemerataan tiap wilayah yang masih sedikit populasinya. Selain itu membuat tatanan lebih kondusif bagi daerah yang tergolong padat penduduk. Secara singkat, transmigrasi ini mengedepankan percepatan pemerataan penduduk di Indonesia.

Kendati demikian, transmigrasi tidak berjalan mulus begitu saja. Terhitung 24 tahun kemudian, terhitung dari transmigrasi pertama, terjadi tragedi naas.

Sebanyak 67 pionir transmigran asal Boyolali, Jawa Tengah meninggal dunia kala hendak diberangkatkan Unit Pemukiman Transmigrasi (UOT) Rumbiya, Sumatera Selatan. Adapun kematian 67 pionir itu diakibatkan karena bus yang ditumpangi tergelincir dan masuk ke Kali Sewo, Desa Sukra, Indramayu, Jawa Barat.

Tak berselang lama, untuk mengenang hal tersebut, pemerintah akhirnya membuat Makam Pionir Pembangunan Transmigrasi di Desa Sukra, Indramayu.

Tema Hari Bhakti Transmigrasi

Mengutip laman resmi Kabupaten Indramayu, peringatan Hari Bhakti Transmigrasi tahun ini mengusung tema Transmigrasi Satukan Negeri. Peringatan ini nantinya akan dilaksanakan di tempat makan para pionir yakni Desa Sukra, Indramayu.

Perayaan ini nantinya juga disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendes PDTT).




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads