Cak Imin Baca Puisi Berjudul Taman Dunia saat Ziarah Makam Amir Hamzah

Cak Imin Baca Puisi Berjudul Taman Dunia saat Ziarah Makam Amir Hamzah

Nizar Aldi - detikSumut
Jumat, 08 Des 2023 16:50 WIB
Cak Imin berziarah di makam Tengku Amir Hamzah di Tanjung Pura, Langkat (Nizar Aldi/detikSumut)
Foto: Cak Imin berziarah di makam Tengku Amir Hamzah di Tanjung Pura, Langkat (Nizar Aldi/detikSumut)
Langkat -

Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar berziarah ke Makam Tengku Amir Hamzah di sela-sela agenda kampanye di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut). Di tempat itu, Cak Imin bahkan sempat membacakan puisi berjudul Taman Dunia karya Amir Hamzah.

Puisi itu dibacakan Cak Imin persis di depan monumen pusara Amir Hamzah. "Alhamdulillah saya bisa berziarah ke Tengku Amir Hamzah yang semua kita tahu meninggal di usia muda, pahlawan nasional, yang mulai pengajaran budaya dan sastra, karena memang prestasi-prestasinya dahsyat," kata Cak Imin di areal makam Amir Hamzah di Langkat, Jumat (8/12/2023).

Sosok Amir Hamzah dinilai sebagai anak bangsa yang melahirkan banyak karya dan menjadikan sastra Indonesia berkembang dengan baik. Bahkan sosok Amir Hamzah pernah mendirikan majalah bernama Poedjangga Baroe bersama Armijn Pane dan Sutan Takdir Alisjahbana pada 1933.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Amir Hamzah melahirkan banyak karya yang melahirkan banyak optimisme dan menjadikan sastra Indonesia bahkan berkembang dengan baik. Di Jakarta mendirikan yang namanya majalah Poedjangga Baroe (Pujangga Baru) yang semua tahu Pujangga Baru adalah tonggak kejayaan," ucapnya.

Untuk menghormati sosok Amir Hamzah, Cak Imin kemudian membacakan puisi karya pahlawan nasional tersebut. Puisi itu berjudul Taman Dunia.

ADVERTISEMENT

"Nah menghormati pahlawan kita yang namanya Amir Hamzah, saya bacakan puisinya, puisi yang beliau tulis judulnya Taman Dunia," tutupnya.

Puisi Taman Dunia

Kau masukkan aku ke dalam taman dunia, kekasihku!

Kau pimpin jariku, kau tunjuk bunga tertawa, kuntum tersenyum.

Kau tundukkan hulu tegak, mencium wangi, tersembunyi sepi.

Kau gemelaikan di pipiku rindu daun beldu melunak lemah.

Tercengang aku, takjub, terdiam.

Berbisik engkau:'Taman swarga, taman swarga mutiara rupa'.

Engkau pun lenyap. Termangu aku gilakan rupa.




(astj/astj)


Hide Ads