Makna dan Sejarah Minggu Adven, Masa-masa Umat Kristen Menanti Hari Natal

Makna dan Sejarah Minggu Adven, Masa-masa Umat Kristen Menanti Hari Natal

Aprilda Ariana Sianturi - detikSumut
Sabtu, 09 Des 2023 07:30 WIB
Ilustrasi perayaan natal
Foto: Shutterstock/
Jakarta -

Sebelum merayakan hari Natal pada tanggal 25 Desember, umat Kristen di seluruh dunia menanti kelahiran Yesus Kristus melalui Minggu Adven. Adven merupakan masa yang penuh sukacita serta masa persiapan untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus pada hari Natal.

Makna Minggu Adven

Dilansir dari Jurnal Ilmiah Indonesia dalam artikel yang berjudul Teologi Adven Menurut Alfonsus De Liguori: Analisis Kotbah Minggu Adven I Sampai Minggu Adven IV, istilah adven berasal dari bahasa Latin Advenire atau Adventus yang berarti datang atau kedatangan.

Dalam bahasa Yunani, istilah adven disebut dengan Parousia. Bagi agama asli Yunani, kata Parousia berarti menyambut kedatangan dewa-dewi mereka yang mengunjungi kuil-kuil mereka dalam suatu perayaan keagamaan. Dalam tata etika peraturan kekaisaran, kata ini dipakai untuk menyambut kedatangan seorang calon raja yang baru ke dalam istana kerajaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Minggu Adven

Kata Adventus mulai dipakai untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus yang terdapat dalam tulisan Kristen pada abad awal dan khususnya dalam Vulgata. Kedatangan Yesus ini adalah untuk membawa penebusan bagi manusia melalui kesengsaraan, kematian, dan kebangkitan.

Dalam Gereja Katolik Roma, kata adven sudah mulai dipakai sekitar abad ke 5 sampai 7. Kata ini dipakai untuk menunjukkan sebuah masa yaitu masa adven dalam liturgi Gereja Katolik Roma. Namun, kata adven sudah dipakai di Perancis dan Spanyol sebelum resmi dipakai di Gereja Katolik Roma.

ADVERTISEMENT

Pada akhir abad ke 6 dan sepanjang abad ke 5 di Perancis, masa Adven adalah masa persiapan dalam menyambut Hari Raya Epifani. Hari raya ini adalah hari di mana para calon baptis dibaptis menjadi warga gereja. Masa ini hampir mirip dengan masa Prapaskah yang menekankan pada doa dan puasa.

Sejalan dengan itu, pada tahun 380, Konsili lokal Saragossa Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Hari Raya Epifani. Berdasarkan peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon Perancis di tahun 581 menetapkan mulai tanggal 11 November hingga Natal, umat beriman melakukan puasa tiga kali dalam seminggu yaitu di hari Senin, Rabu, dan Jumat.

Praktik serupa akhirnya menyebar ke Inggris. Sementara di Roma belum ada masa Adven. Baru kemudian pada abad ke 6, Roma mulai memandang masa Adven sebagai masa di mana mereka melakukan persiapan menyambut hari Natal.

Seiring dengan berjalannya waktu, gereja secara bertahap mulai membakukan perayaan Adven. Paus pertama yang menetapkan liturgi Adven selama lima hari Minggu bernama Paus St. Gelasius l, ia menetapkannya dalam buku Doa Misa Gelasian.

Liturgi tersebut kemudian diperkaya dengan adanya doa-doa, antifon, bacaan-bacaan, dan tanggapan oleh Paus St. Gregorius I. Lalu sekitar abad ke 11, gereja menetapkan Minggu Adven pertama sebagai awal tahun penanggalan gereja. Hingga pada akhirnya, Paus St. Gregorius VII mengurangi jumlah hari Minggu dalam masa Adven menjadi empat minggu.

Artikel ini ditulis Aprilda Ariana Sianturi, peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads