Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat kembali erupsi. Erupsi itu mengakibatkan hujan abu vulkanik di sekitaran area kaki Gunung Marapi.
Bahkan erupsi ini mengakibatkan korban jiwa. Terbaru, erupsi ini memakan 11 korban jiwa yang diketahui merupakan pendaki.
"Tim gabungan sudah berhasil menemukan tiga orang selamat, dan sebelas orang dalam keadaan mike delta (meninggal dunia)," Kepala Basarnas Padang, Abdul Malik, Senin (4/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas bagaimanakah sejarah aktivitas Gunung Merapi ini? Berikut detikSumut rangkum sejarahnya!
Sejarah Gunung Marapi
Mengutip laman resmi Provinsi Sumatera Barat, Gunung Marapi terletak di antara Kabupaten Agam dan Tanah Datar atau pada titik koordinat 0Λ22β²47.72"LS dan 100Λ28β²16.71" BT. Gunung ini memiliki ketinggian 2.891 m dpl.
Gunung Marapi juga dikenal dengan nama Gunung Merapi atau Berapi. Berdasarkan penelitian berjudul Walk in Splendor: Ceremonial Dress and the Minangkabau, University of California, Gunung Marapi menjadi situs pertama yang ditemukan masyarakat Minangkabau awal-awal mendiami Sumatera Barat dulunya.
Sejarah Letusan Gunung Marapi
Gunung Marapi tercatat telah meletus berulang kali. Pertama kali, Gunung Marapi beraktivitas hingga mengeluarkan lava pada 1822. Namun sebelum itu, tepatnya pada tahun 1807, Gunung Marapi telah aktif beraktivitas mengeluarkan kepulan asap vulkanik.
Meletusnya Gunung Marapi biasanya disertai pasir, abu, hingga gemuruh. Melansir detikEdu, hingga kini tercatat Gunung Marapi telah meletus lebih dari 50 kali. Adapun daftar letusannya tiap tahun sebagai berikut.
1. 1807-1822: Terjadi adanya suatu letusan
2. 1822: Adanya kepulan asap hitam kelabu, disusul leleran lava disertai sinar api merah tua. Kemudian keluarnya asap dan awan debu.
3. 1833: Beberapa letusan kecil terjadi.
4. 1834: Terjadi letusan kecil.
5. 1845: Terdengar suara gemuruh dari dalam bumi dan terlihat api besar.
6. 1854: Terjadi letusan abu selama beberapa hari.
7. 1855: Terasa gempa bumi dan adanya tiang asap disertai suara gemuruh terus-menerus.
8. Januari 1856: Kadang-kadang terlihat pancaran api.
9. April 1861: Aktivitas meningkat
10. 1863: Letusan
11. 1871: Pada 24 April terjadi hujan abu menuju tebal sampai ke Bukittinggi.
12. 1876: Terlihat awan besar dan bongkah laca yang dimuntahkan sejauh 280 m.
13. 1877: Aktivitas bertambah.
14. Desember 1878: Terdengar suara gemuruh selama 10 menit.
15. 5 Juni 1883: Terjadi letusan abu
16. 27 Agustus 1883: Terjadi letusan abu.
17. Desember 1883: Terjadi erupsi kecil.
18. 12 November 1885: Terlihat tiang asap.
19. 31 Maret 1886: Terdengar suara gemuruh sebanyak lima kali dan berlanjut dengan letusan abu disertai pasir.
20. 1888: Terjadi letusan abu dan batu pijar sampai tengah malam.
21. 1889, 1904, 1905, 1908, 1910, 1911, 1913: Terjadi aktivitas namun keterangan kurang jelas.
22. 1916: Terjadi letusan kecil beserta hujan abu dan suara gemuruh.
23. 1918: Dasar kawah merah terlihat.
24. 1919: Terjadi ledakan dan awan abu.
25. 1925: Terlihat sumbat lava hitam pada dasar kawah.
26. 1927: Terdengar suara letusan dengan asap berbentuk kembang kol.
27. 1929: Terjadi letusan abu dan lava pijar terlempar.
28. 1930: Terlihat lava pada rekahan di dasar kawah.
29. 1932: Terjadi letusan.
30. 1949: Letusan abu diawali dengan suara gempa bumi.
31. 1951: Letusan abu dari Kepundan Bungsu.
32. 1952: Asap berbentuk kol kembang setinggi 2000 sampai 3000 m diikuti hujan abu.
33. 1955-1958: Kenaikan aktivitas
34. 1967: Kenaikan aktivitas.
35. 1970: Kenaikan aktivitas
36. 1971: Letusan abu di Kepundan B dan C
37. 1972: Peningkatan kegiatan solfatara di Kawah B dan C dan Bungsu.
38. 1973: Letusan gas asap dalam Kawah Verbeek.
39. 1975: Letusan eksplosif disertai suara gemuruh dan lontaran material pijar dari kawah Verbeek.
40. 1977: Letusan dari kawah Verbeek.
41. 1978: Letusan eksplosif di kawah Verbeek.
42. 1980: Letusan eksplosif dengan suara gemuruh.
43. 1981-1983: Peningkatan aktivitas.
44. 1984: Letusan di Kawah Tuo.
45. 1985: Peningkatan aktivitas.
46. 1987: Letusan eksplosif.
47. 1988: Rentetan letusan eksplosif. Disertai suara gemuruh dan sinar api.
48. 1989: Terjadi letusan eksplosif dengan suara gemuruh dan sinar api
49. 1990: Kembali terjadi letusan eksplosif dengan gemuruh dan sinar api
50. Oktober 2005: Letusan abu terjadi hampir setiap hari.
51. 2017: Terjadi letusan
52. Januari 2023: Kembali erupsi
53. Desember 2023: Terjadi erupsi
Itulah sejarah letusan Gunung Marapi di Sumatera Barat. detikers yang dekat dengan area Gunung Marapi tetap waspada dan jangan panik.
Simak Video 'Sederet Fakta Erupsi Gunung Marapi hingga Buat 47 Pendaki Terdampak':