Seorang bocah berusia 10 tahun di Kolombia meninggal dunia usai terinfeksi amoeba pemakan otak yang langka. Peristiwa itu terjadi usai bocah bernama Stefanía Villamizar González itu bermain di sebuah kolam renang.
Melansir detikHealth, kejadian itu diketahui terjadi berawal pada bulan Juni 202, kala Stefania bersama keluarganya berlibur ke Santa Maria. Ketika itu, dia mengalami gejala seperti sakit pada telinga, demam tinggi, dan muntah dua hari pasca liburan.
Gejala tersebut sempat mereda ketika Stefania kembali ke rumah. Akan tetapi, dua pekan berselang ia mengalami kesulitan bangun dari tempat tidur dan mulai kejang-kejang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stefania lalu diboyong ke rumah sakit. Tiga minggu kemudian dia meninggal dunia. Tim dokter yang menyelidiki kematian Stefania mengatakan 95 persen penyebab kematiannya disebabkan oleh amoebic encephalitis. Kondisi ini sangat jarang terjadi dan biasanya menyerang sistem saraf pusat.
Ahli menuturkan bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh Naegleria fowleri yang dikenal sebagai amoeba pemakan otak. Naegleria fowleri biasa ditemukan di kolam yang dikelola dengan buruk atau air menggenang seperti sungai, kolam, dan sumber air panas.
Ibunda Stefania bernama Tatiana González yakin bahwa putrinya itu terinfeksi melalui hidungnya ketika ia bermain air saat berlibur di bulan Juni.
"Kami membagikan kisah kami sehingga anak-anak dan keluarga lain tidak menderita atas apa yang kami alami. Kami benar-benar hancur," ucap salah satu kerabat dikutip dari Mirror, Rabu (29/11/2023).
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) infeksi pada manusia bisa terjadi ketika air yang mengandung Naegleria fowleri masuk ke dalam tubuh melalui hidung. Begitu masuk ke dalam tubuh, amoeba itu akan mulai memakan jaringan otak yang dapat menyebabkan kerusakan saraf cukup parah.
Gejala dari penyakit ini biasanya muncul lima hari setelah pasca infeksi, mulai dari sakit kepala parah, demam, mual, dan muntah. Gejala-gejala tersebut lalu bakal berkembang menjadi leher kaku, kejang, halusinasi dan pada mayoritas kasus menyebabkan koma serta kematian.
Infeksi Naegleria fowleri sangat jarang terjadi, akan tetapi berakibat fatal pada hampir semua kasus. Tingkat kelangsungan hidup hanya tiga persen.
(dhm/dhm)