Waketum Gerindra Bela Gibran yang Dikatai Bocah Ingusan: Kan Nggak Flu

Waketum Gerindra Bela Gibran yang Dikatai Bocah Ingusan: Kan Nggak Flu

Tim detikNews - detikSumut
Selasa, 21 Nov 2023 03:00 WIB
Habiburokhman
Waketum Gerindra Habiburokhman (Foto: Silvia Ng/detikcom)
Jakarta -

Calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka sempat dikatai bocah ingusan karena masih baru bergabung di politik dan menjadi Wali Kota. Waketum Gerindra Habiburokhman membela Gibran.

Awalnya Habiburokhman mengamini pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengajak semua pihak tidak gampang menghakimi orang lain, khususnya dengan kata-kata seperti ingusan dan pengkhianat.

"Ya benar kan yang disampaikan Pak Luhut. Jangan mudah menjudge ya," kata Habiburokhman kepada wartawan di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, dilansir detikNews, Senin (20/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Habiburokhman lalu menyinggung narasi ingusan tersebut yang sempat dialamatkan ke Gibran. Ia membela Gibran dengan menyebutnya bukan bocah ingusan.

"Kalau misalnya Gibran bocah ingusan, narasi tersebut dialamatkan kepada Pak Gibran, saya pikir kan salah alamat. Pak Gibran kan juga bukan bocah, 36 tahun, juga nggak ingusan, kita lihat kan nggak flu. Jadi kalau dilihat dari prestasi, kinerja, kapasitasnya jelas-jelas ini bukan bocah ingusan," katanya.

ADVERTISEMENT

Habiburokhman juga sepakat dengan Luhut yang mengingatkan agar tidak mengolok-olok pihak tertentu sebagai pengkhianat. Menurutnya, loyalitas calon pemimpin harus diabdikan kepada bangsa dan negara.

"Kemudian soal pengkhianat kan sudut pandangnya seperti apa, loyalitas itu kan kepada bangsa dan negara, pada nilai-nilai kebaikan yang kita perjuangkan kepada bangsa dan negara bukan kepada elite-elite politik," kata dia.

Sebelumnya, Luhut menyampaikan agar pada tahun politik ini, sekelompok pihak tidak gampang menghakimi seseorang. Apalagi, dengan kata-kata merendahkan seperti ingusan dan pengkhianat. Luhut juga mengingatkan masyarakat agar tak saling bermusuhan karena beda pandangan politik.

"Dan ingat, pintar-pintar membaca tanda-tanda zaman dan basisnya data, bukan bicara perasaan. Nanti kalau kau jatuh cinta aja bicara perasaan," kata Luhut melalui unggahan video di Instagram resminya, Sabtu (18/11).

"Kau tanyalah hatimu yang paling dalam, apa sih yang sudah kalau lakukan untuk republik ini? Jangan kita gampang judge orang lain gitu, bilang ingusan-lah, bilang pengkhianat-lah. Siapa sih yang mau jadi pengkhianat?" sambung Luhut.




(nkm/nkm)


Hide Ads