Pihak RSUD Aceh Tamiang mengaku prihatin atas kasus kain kasa yang tertinggal di kemaluan wanita berinisial RD usai operasi lahiran. Dokter yang menangani operasi, EA, dipolisikan atas dugaan malapraktik buntut kejadian tersebut.
"Atas kejadian ini, kami turut prihatin. Kami dari manajemen RSUD sudah beberapa kali datang ke rumah pasien untuk melakukan mediasi, namun mediasi tersebut gagal karena dokter EA belum bisa hadir untuk bertemu dengan pasiennya sehingga akhirnya pihak keluarga pasien membuat laporan ke Polda," kata Direktur RSUD Aceh Tamiang, dr Andika Putra, Jumat (17/11/2023).
Ia juga mengatakan, pihak manajemen RS akan meminta pendapat perhimpunan atas kejadian tersebut terkait sejauh mana kelalaian yang dilakukan oknum dokter tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dari pihak manajemen mungkin dalam waktu dekat segera meminta pendapat dari perhimpunan, atas kejadian ini sejauh mana kelalaian yang terjadi, dan kami akan tetap berusaha melakukan mediasi dengan pasien," lanjut Andika.
Andika juga menjelaskan soal duduk perkara tertinggalnya kain kasa di kemaluan pasien tersebut. Menurutnya kejadian tersebut bermula saat pasien menjalani persalinan di bidan desa, namun plasenta gagal dikeluarkan sehingga terjadi pendarahan hebat. RD pun dirujuk ke RSUD Aceh Tamiang dalam kondisi kritis lalu mendapat penanganan oleh dokter EA.
"Oleh dokter EA segera dilakukan operasi emergensi dan tindakan penyelamatan, dan pasien berhasil diselamatkan oleh dr. EA, namun karena pendarahan masih terjadi dari jalan lahir, selanjutnya dilakukan pemasangan tampon di jalan lahir yang bertujuan untuk menghentikan perdarahan dari jalan lahir," kata Andika.
Usai menjalani operasi, RD kemudian dirawat di ruang ICU. Setelah 24 jam dirawat, dokter EA meminta perawat ICU untuk mengeluarkan tampon yang terpasang di jalan lahir. Namun tampon tersebut tidak semuanya terlepas.
"masih ada sebagian besar gumpalan tampon yang tertinggal di dalam jalan lahir," jelasnya.
Setelah pasien dibolehkan pulang, pasien RD juga sempat beberapa kali kontrol ke praktik dokter EA, namun tampon tersebut tak terdeteksi.
Awal mula diketahui ada kain kasa tertinggal saat pasien melakukan pemeriksaan ke dokter lain di Langsa. Usai diketahui hal tersebut, pihak keluarga langsung komplain ke RS.
(agse/nkm)