Nenek di Samosir Hilang Diduga Terseret Banjir Bandang

Nenek di Samosir Hilang Diduga Terseret Banjir Bandang

Finta Rahyuni - detikSumut
Selasa, 14 Nov 2023 21:27 WIB
Ilustrasi banjir bandang (Andhika-detikcom)
Foto: Ilustrasi banjir bandang (Andhika-detikcom)
Samosir -

Seorang nenek di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut) diduga hilang usai terseret banjir bandang. Hingga saat ini, nenek tersebut belum ditemukan.

Kasi Humas Polres Samosir Brigadir Vandu Marpaung mengatakan nenek yang hilang itu bernama Rosma Habeahan (71). Rosma merupakan warga Desa Siparmahan, Kecamatan Harian.

"Yang belum dapat diketahui keberadaannya, yakni Rosma Habeahan warga Desa Siparmahan," kata Vandu saat dikonfirmasi detikSumut, Selasa (14/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vandu mengatakan informasi hilangnya korban diketahui saat pihaknya melakukan pendataan, siang tadi. Dia mengatakan pihak kepolisian bersama pemerintah setempat masih berupaya untuk mencari korban.

"Sampai sekarang masih dalam proses pencarian," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya diberitakan, banjir bandang dan longsor menerjang sejumlah desa di Kecamatan Harian. Akibatnya, warga pun harus dievakuasi dan diungsikan.

Vandu mengatakan banjir dan longsor itu disebabkan karena hujan turun dengan intensitas yang cukup tinggi. Dia menyebut, hujan telah mengguyur sejak kemarin sekitar pukul 18.30 WIB.

"Pada pukul 18.30 WIB terjadi hujan deras yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor disertai bebatuan yang berjatuhan," ujar Vandu.

Vandu mengatakan banjir itu terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Harian, yakni di Desa Siparmahan, Desa Dolok Raja, Desa Sampur Toba, dan Desa Turpuk Limbong. Akibatnya, sebagian jalan, jembatan dan rumah warga tergenang banjir.

Dia mengatakan sebagian warga harus mengungsi akibat bencana itu, sedangkan sebagian lainnya memilih untuk bertahan di rumahnya.

Sekitar pukul 23.45 WIB, kata Vandu, pihak kepolisian bersama Bupati Samosir Vandiko Gultom sudah mengecek lokasi banjir. Selain itu, mereka juga telah meninjau lokasi pengungsian warga yang berada di Gereja Katolik Pintu Batu dan Pelabuhan Pintu Batu Desa Rianite.

"Setiba di lokasi pengungsian rombongan Bupati Samosir juga membagikan sembako, pendirian tenda dan menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga pengungsi," jelasnya.

Vandu mengatakan banjir dan longsor itu diduga terjadi akibat penebangan pohon ekaliptus di atas Kenegerian Sihotang. Hal itulah yang diduga menjadi penyebab banjir dan longsor tersebut .

"Di atas Kenegerian Sihotang baru selesai penebangan pohon ekaliptus, yang tidak menutup kemungkinan sebab air bercampur lumpur dan bebatuan datang dari lokasi tersebut. Sebab tidak ada pepohonan yang dapat menampung air hujan hingga membanjiri lokasi Kenegerian Sihotang, daerah desa terdampak banjir bandang," ujarnya.




(dhm/dhm)


Hide Ads