Perang antara Hamas di Gaza, Palestina, dengan Israel terus memanas di beberapa pekan terakhir. Seiring dengan adanya perang ini, pesan yang menyebut jika Palestina menang dan merdeka menjadi penanda kiamat semakin dekat kian ramai beredar di media sosial. Benarkah demikian?
Mengutip dari laman resmi Muhammadiyah, persoalan ini ternyata diambil dari sebuah hadist yang berisi tentang akan adanya bencana besar dan pertanda kiamat jika khilafah sudah tiba di Baitul Maqdis (berada di wilayah Palestina). Begini bacaan lengkap dari hadist tersebut:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنَا أَسَدُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي ضَمْرَةُ أَنَّ ابْنَ زُغْبٍ الْإِيَادِيَّ، حَدَّثَهُ قَالَ: نَزَلَ عَلَيَّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَوَالَةَ الْأَزْدِيُّ، فَقَالَ لِي: بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَغْنَمَ عَلَى أَقْدَامِنَا فَرَجَعْنَا، فَلَمْ نَغْنَمْ شَيْئًا، وَعَرَفَ الْجَهْدَ فِي وُجُوهِنَا فَقَامَ فِينَا، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَا تَكِلْهُمْ إِلَيَّ، فَأَضْعُفَ عَنْهُمْ، وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَيَعْجِزُوا عَنْهَا، وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى النَّاسِ فَيَسْتَأْثِرُوا عَلَيْهِمْ. ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِي، أَوْ قَالَ: عَلَى هَامَتِي، ثُمَّ قَالَ: يَا ابْنَ حَوَالَةَ، إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتْ أَرْضَ الْمُقَدَّسَةِ فَقَدْ دَنَتِ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَابِلُ وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ، وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنَ النَّاسِ مِنْ يَدِي هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya:
"Kami diberitahu oleh Ahmad bin Salih, yang diberitahu oleh Asad bin Musa, yang diberitahu oleh Muawiyah bin Salih, yang memberi tahu saya, bahwa Ibn Zughb al-Iyadi mengisahkan kepada saya, ia berkata: 'Abdullah bin Hawala al-Azdi datang kepadaku dan berkata: 'Rasulullah SAW mengutus kami untuk menjarah dengan harapan mendapatkan harta rampasan, tetapi kami kembali tanpa berhasil mendapatkan apa pun. Kemudian, Rasulullah SAW melihat kelelahan yang terpancar di wajah kami, lalu berdiri di tengah-tengah kami dan berdoa: 'Ya Allah, janganlah Engkau menimpakan beban kepada mereka yang mereka tidak sanggup memikulnya. Dan janganlah Engkau menimpakan beban kepada diri mereka sendiri sehingga mereka menjadi lemah. Dan janganlah Engkau menyerahkan mereka kepada orang-orang lain sehingga orang lain akan memanfaatkan mereka.' Kemudian, Rasulullah SAW meletakkan tangannya di atas kepalaku, atau dia mungkin mengatakan 'hamah' (leher/kepala), lalu dia berkata: 'Wahai Ibn Hawala, ketika kamu melihat khilafah telah turun ke Baitul Maqdis (Yerusalem), maka saat itu akan mendekat gempa bumi, bencana besar, dan masalah besar. Pada hari itu, saat Kiamat akan lebih dekat bagi manusia daripada jarak ini antara tanganku dan kepalamu.' Abu Dawud berkata: 'Abdullah bin Hawala adalah dari Homs.'" (HR. Abu Dawud).
Dijelaskan jika Abdullah bin Hawal yang namanya disebutkan dalam hadist tersebut menyaksikan secara langsung dua masa kekhalifahan yang berbeda di Dinasti Umayyah. Abdullah dijelaskan ikut menyaksikan kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan yang terjadi pada bulan Syawal tahun 41 Hijriah di kota suci Yerusalem (Bait al-Maqdis). Abdullah bin Hawala juga hidup sampai masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan, yang dimulai pada tahun 80 Hijriah di wilayah Damaskus (Syam).
Di era itu, banyak gempa yang terjadi. Di era tahun 90 Hijriah, gempa ini mengguncang dunia hingga bangunan yang tinggi hancur. Ada juga konflik besar yang terjadi di antara Al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi (yang merupakan gubernur di wilayah Irak) dan Abdullah bin al-Asy'ats (pemberontak) yang terjadi selama seratus hari lamanya.
Termasuk Hadist yang Lemah
Masih di laman Muhammadiyah, hadist ini disebut sebagai hadist yang lemah karena perawinya menimbulkan keraguan. Meski dinilai sebagai perawi yang kuat, Muawiyah Bin Salih terlibat dalam beberapa riwayat hadist yang mencurigakan. Ini menjadi salah satu yang mempengaruhi kepercayaan terhadap hadist yang satu ini.
Status Abdullah bin Zughb (atau Zughb bin Abdullah) dalam riwayat hadis ini juga tidak pasti. Beberapa ulama hadis menganggap Abdullah bin Zughb sebagai perawi yang kurang dikenal dan tidak terpercaya. Ketidakpastian dari perawi ini pun menciptakan keraguan tentang kesahihan hadis. Adanya variasi dalam penamaan dan atribusi perawi dalam riwayat hadis ini juga menciptakan keraguan tentang konsistensi dan keandalannya.
Isi yang tertuang dalam hadist juga dinilai tidak sesuai dengan sunnah yang sudah dikenal dan diterima oleh umat Islam karena memuat ramalan tentang kejadian-kejadian besar di masa depan, yang bisa dianggap sebagai perkiraan yang tidak cocok dengan karakter hadist-hadist yang lain.
Hanya Allah SWT yang Tahu Waktu Kiamat
Kemudian, masih di laman Muhammadiyah, dijelaskan jika persoalan kiamat adalah wewenang Allah SWT. Hal ini tertuang dalam QS. Al-A'raf ayat 187 yang artinya:
"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Dari ayat ini, Allah SWT menjelaskan persoalan kiamat hanya Dia yang mengetahui. Rasul, nabi, malaikat, dan jin tidak mengetahui tentang kapan terjadinya kiamat.
Meski begitu, keyakinan pada hari kiamat adalah hal yang tidak boleh luput dari seorang muslim yang beriman. Percaya terhadap hari akhir adalah esensial bagi seorang muslim.
Itu lah penjelasan tentang apakah kemerdekaan Palestina menjadi penanda kiamat semakin dekat atau tidak. Semoga bermanfaat ya detikers.
(afb/afb)