Pahlawan Nasional yang Berasal dari Santri atau Kalangan Pesantren

Pahlawan Nasional yang Berasal dari Santri atau Kalangan Pesantren

Farid Achyadi Siregar - detikSumut
Kamis, 19 Okt 2023 05:00 WIB
KH Hasyim Asyari
KH Hasyim Asyari (Foto: istimewa)
Medan -

Pahlawan di Indonesia beberapa ada yang lahir dan menempuh pendidikan di lingkungan pondok pesantren sebagai seorang santri ataupun kiai. Sebagai seorang santri, harus mengenal siapa saja pahlawan nasional yang berasal dari pondok pesantren.

Saat masa penjajahan kalangan santri dan kiai dari pondok pesantren juga ikut berjuang bersama demi mengusir para penjajah. Oleh karena itu mereka akhirnya mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Berikut ini Pahlawan Nasional yang berasal dari kalangan santri dan kiai atau pernah menimba ilmu di pondok pesantren.

1. KH Ahmad Dahlan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Potret KH Ahmad Dahlan dari situs resmi Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id, yang diakses detikJateng pada Jumat (18/11/2022).Potret KH Ahmad Dahlan dari situs resmi Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id, yang diakses detikJateng pada Jumat (18/11/2022). Foto: dok. situs muhammadiyah.or.id

ADVERTISEMENT

Pendiri Muhammadiyah ini ditetapkan dan mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional tahun 1961 berdasarkan SK Presiden No.657 pada tahun 1961.

Diceritakan singkat, yang dilansir dari laman Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan telah mengenyam pendidikan dan mengenal lingkungan pesantren sejak kecil dalam menimba ilmu agama dan bahasa Arab.

KH Ahmad Dahlan putra keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga KH Abu Bakar. KH Abu Bakar merupakan seorang ulama terkemuka di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta.

Pahlawan nasional yang punya nama asli Muhammad Darwis ini juga pernah belajar agama dan bahasa Arab di Makkah selama lima tahun pada tahun 1883 ketika usianya masih 15 tahun.

Setelah pulang dari Makkah ia baru memulai perjuanganya untuk mengajarkan ajaran Islam yang modern. Kala itu ajaran Islam sedikit melenceng ke arah mistik. Sehingga dengan keteguhan dan perjuangannya, ia berhasil merubah ajaran Islam lebih cerdas dan modern.

Kisah KH Ahmad Dahlan juga diangkat ke layar lebar di sebuah film yang berjudul Sang Pencerah. Pada film itu diceritakan mulai ia lahir dan melihat ajaran Islam yang bertentangan lalu perjuangan KH Ahmad Dahlan hingga membentuk organisasi Islam terbesar benama Muhammadiyah.

2. KH Hasyim Asyari

KH Hasyim AsyariKH Hasyim Asyari Foto: istimewa

Tokoh yang berasal dari pondok pesantren ini bernama KH Hasyim Asy'ari. Beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional 17 November 1964.

KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh ulama besar Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di beberapa pesantren. Salah satunya pesantren Wanokoyo di Probolinggo, pesantren Langitan di Tuban.

KH. Hasyim Asy'ari serupa dengan KH. Ahmad Dahlan. Namun KH Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU). KH Hasyim Asy'ari juga membangun pondok pesantren Tebuireng, salah satu pesantren terbesar yang ada di Indonesia.

3. KH Wahid Hasyim

Putra dari KH Wahid Hasyim ini ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 24 Agustus 1964. Saat mengenyam pendidikan KH Wahid Hasyim tidak belajar di sekolah pemerintah, namun ia belajar di pondok pesantren Siwalan, Panji dan Lirboyo, Kediri.

Setelah selesai mengenyam pendidikan di pondok pesantren, KH Wahid Hasyim ikut mengelola pesantren Tebuireng dan menjadi pelopor Madrasah Nidzmiyah. Saat itu ia menjadi penyemangat para santri untuk melakukan perjuangan melawan penjajah. Hingga ia sampai pada perjuangannya dan menjadi salah satu anggota BPUPKI.

4. KH Zainal Arifin

KH Zainal Arifin ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 4 Maret 1963. Dia adalah pemimpin Hizbullah. Laskar Hizbullah merupakan barisan militer dari kalangan santri dan kiai di pesantren.

Mengutip dari laman NU Online, perjuangan yang dipimpin oleh KH Zainal Arifin dari pesantren dan membawahi gerakan para santri itu membangkitkan para jiwa santri untuk melawan penjajahan di Indonesia.

Zainal Arifin adalah pemuda yang lahir dari Barus mengenyam pendidikan di pesantren, dan karena kedekatannya dengan Kiai Wahid Hasyim ia mencoba berkoordinasi dengan KH Wahid Hasyim untuk menggunakan kekuatan santri melawan penjajahan di Indonesia.

Para santri yang dikoordinir oleh KH Zainal Arifin berlatih perang dan diberi nama Laskar Hizbullah. Setelah santri itu dilatih, mereka kembali ke desa masing-masing dan melatih militer para santri di desanya. Hal itu diperintahkan KH Wahid Hasyim dan KH Zainal Arifin untuk mempersiapkan kekuatan dari barisan santri.

5. KH Zainal Mustafa

Beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1972. Saat masa perjuangannya, beliau menentang pemerintahan Jepang yang memerintahkan untuk melakukan Seikerei atau membungkukan badan ke arah Matahari.

KH Zainal Mustafa menimba dan mengajar di Pondok pesantren Gunung Pari, Cilenga Leuwisari, Sukaraja Garut, Sukamiskin Bandung dan Jamanis Rajapolah.

Setelah selesai mengenyam pendidikan di pesantren, beliau bertekad untuk membangun pesantren di kampung halamamanya. Namun hal itu mendapatkan perlawanan dari Belanda ataupun Jepang.

Sampai pada ia ditangkap Belanda karena dianggap menghasut terutama di kalangan santri untuk melakukan perlawanan atas dasar tuduhan sebagai pemberontak bagi bagi Belanda.

Lalu setelah kedudukan Belanda usai, kala itu berganti dengan Jepang. Beliau sempat dibebaskan dengan harapan tidak lagi membangkitkan semangat untuk merebut kemerdekaan.

Namun, pada saat beliau sedang berdakwah petugas Jepang membubarkannya dan ingin menangkap beliau. Akibatnya terjadi kericuhan hingga menyebabkan puluhan santri gugur kala itu. Insiden tersebut dikenal dengan Perlawanan Singaparna.

Itulah pahlawan nasional yang berasal dari kalangan santri dan kiai yang membangun kekuatan untuk melawan penjajah dari pondok pesantren di Indonesia. Karena itu sebagai seorang santri kita harus menjadi kisah mereka sebagai motivasi.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads