25+ Puisi Hari Santri 22 Oktober yang Menyentuh Hati, Baca yuk!

25+ Puisi Hari Santri 22 Oktober yang Menyentuh Hati, Baca yuk!

Fria Sumitro - detikSumut
Selasa, 17 Okt 2023 13:45 WIB
ilustrasi buku
Kumpulan Contoh Puisi Hari Santri (Foto: Unsplash/@thoughtcatalog)
Medan -

Puisi bukanlah sekadar karya sastra. Lewat puisi, seseorang bisa mengungkapkan isi hatinya yang tak mampu dinyatakan lewat kata-kata.

Di samping sebagai wadah menyalurkan perasaan, puisi juga kerap dipertunjukkan dalam peringatan tertentu, salah satunya Hari Santri Nasional yang diperingati pada 22 Oktober.

Nah, bagi detikers yang sedang mencari puisi bertema Hari Santri, pastikan kamu membaca artikel ini sampai habis, ya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kumpulan Contoh Puisi Hari Santri untuk Tanggal 22 Oktober

Dikutip dari buku Kumpulan Puisi Santri MAWI, Antologi Puisi "Sajak Santri", Sajak Para Santri, Kumpulan Puisi Aksara Jiwa, laman NU Online, dan sumber lainnya, berikut kumpulan puisi Hari Santri yang menyentuh hati:

Puisi Hari Santri #1: Santri

Oleh: Rizka Amalia R.

ADVERTISEMENT

Adzan subuh telah dikumandangkan
Pertanda sang fajar menggantikan sinar rembulan
Lantunan ayat suci Al-Qur'an yang begitu menyenangkan
Menyejukkan hati, menjernihkan pikiran

Kulangkahkan kaki tanpa keraguan
Dengan semangat jiwa yang menggelegar
Hati ini kumantapkan pada jalan kebenaran
Dengan penuh keikhlasan tiada paksaan

Kugerakkan anganku untuk menjadi kenyataan
Menimba ilmu guna meraih tahta di masa depan
Meraih kesuksesan dengan penuh keyakinan
Tanpa ingkar atas segala nikmat yang Tuhan berikan

Puisi Hari Santri #2: Purnama di Separuh Bulan

Oleh: Ahmad Zaini

dari balik dampar santri mengaji
mengurai kata dan makna kitab kuning
ilmu diendapkan dan ditirakati
agar cahaya yang dipancarkan suci

setiap malam santri bermunajat
sebagai media pengakuan dosa dan khilaf
serta permohonan
mata terjaga
jemari memutar tasbih
mulut mengucap kalimat thayyibah
agar jiwanya semakin dekat kepada Allah

ketika santri berada di tengah masyarakat
santri tidak berdiam diri
mengamalkan ilmu
perjuangan membangun nilai-nilai ilahi
mengangkat martabat kemanusiaan
agar menjadi manusia sejati

santri penghias kehidupan
laksana purnama
di separuh bulan

Puisi Hari Santri #3: Seutas Makna Santri

Oleh: Wahyu Hidayaul K.

Ketika goresan tinta memenuhi kertas putih
Dengan segenap tekad yang menjalar bersih
Semangat menuntut ilmu diraih dengan gigih
Walau keringat bercucuran tak kenal letih

Bagaikan bulan yang menyinari bumi
Menyalurkan kehangatan di malam yang sunyi
Sebuah insan dengan akhlak budi pekerti
Mengerahkan jiwa raga untuk kesatuan NKRI

Suatu insan yang memiliki makna sejati
Dengan iman, Islam, dan ihsan yang terpatri dalam hati
Sebuah nama yang terukir dalam sanubari
Dialah SANTRI, masa depan kebanggaan negeri

Puisi Hari Santri #4: Santri Sejati

Oleh: Ukhty Karozu

Ku kuatkan tekad
Kubersihkan niat
Agar selamat dunia akhirat..

Kubuka kitabku
Kuayunkan penaku
Kudengarkan ustadku..

Kulantunkan kalam ilahi
Kurenungi syarat dan arti
Kugenggam erat sepenuh hati..

Ayah ibu.. Kuatkanlah diri
Relakan perpisahan sementara ini
Demi cita-cita sejati..

Kelak akan aku buktikan
Kau akan bangga memilikiku
Karna telah mengirim jauh darimu
Untuk menjadi ladang pahalamu..

Puisi Hari Santri #5: Perjuangan Santri

Oleh: Ahmad Zaini

alam bersaksi
semangat perjuangan
dikobarkan dari bilik santri
hati terbuka
kaki melangkah
tangan mengepal
mengangkat senjata
mulut bertakbir
demi kebenaran
mengikis habis
antek penjajah
yang mencengkeram kedaulatan bangsa

air mata, keringat, dan darah
menetes di medan perang
nyawa syuhada
menjadi kekuatan
memukul mundur penjajah
hingga bangsa ini terbebas
dari cengkeraman para serdadu asing

alam bersaksi
santri di garda depan
bersama rakyat
merebut kemerdekaan

Puisi Hari Santri #6: Ikhlas Menjadi Santri

Oleh: Selfiana Jamil

Ikhlasku menjadi santri
Mengabdi pada agama dan negeri
Memantapkan hati
Di jalan sang Ilahi

Ketika zaman semakin gila
Peraturan sudah dianggap tiada
Santri akan tetap setia
Meluruskan setiap pertentangan yang ada

Ikhlasku mengabdi pada negeri
Mencari ridha sang Ilahi
Meski rintangan tak mau menepi
Hanya Allah-lah sang penyemangat hati

Puisi Hari Santri #7: Kesejatian Santri

Oleh: Ahmad Zaini

santri punya nilai dan makna
dalam sendi-sendi kehidupan
santri bukan sekadar identitas
santri bukan jargon semata
ada nilai di setiap ucapan
ada uswah hasanah dalam perilaku
ada tuntunan di setiap hembus napasnya

santri panji beragama
bersosial, dan bernegara
santri simbol keselaran hidup
duniawi dan ukhrawi

tanamkan kesantrian
dalam berperilaku
sematkan kesantrian
dalam kehidupan
agar cahaya ilahi
senatiasa menerangi hati

Puisi Hari Santri #8: Bangga Menjadi Santri

Oleh: Ainur

Hari Santri
Terbentang tak akan terbuang
Karena jarak hanyalah pemisah dalam suatu ruang
Gemuruh kumandang dzat yang maha pengasih

Alam Mu menjadi saksi dalam sebuah pengabdian
Dulu kamis selalu terbara setiap kali hati ingin bertanya
Tentang siapa,, untuk siapa,,
Dan kemana Langkah kaki seorang fakir mengembara

Namun kini telah kami temui tentang arti jati diri
Bangga dengan khidmat dan takzim atas gelar seorang santri
Karena pengabdian inilah bentuk bakti
Kami kepadamu wahai murobbi ruhhi

Kau bangunkan jiwa-jiwa yang telah lama tertunduk
untuk cinta pada negeri
Kau hidupkan kembali ruh ruh kami
Untuk menjadi insan tangguh nan mandiri

Dan sekali lagi dengan bangga kami teriakkan kembali
Wahai murobbi
Kami bangga menjadi santri

Puisi Hari Santri #9: Kang Santri

Kang Santri ...
Kau yang menimba ilmu agama suci
Kau yang bertekad dalam hati
Tuk perluas wawasan Islami

Kang Santri ...
Kau, kusebut demikian
Kau istiqomah dalam mengaji
Kau perjuangkan kemuliaan

Kang Santri ...
Kau menjaga tata krama
Kau hormati para Kiayi
Kau penerus para Ulama

O ... engkau, kusebut Kang Santri ...
Namamu ranum di dalam hati
Kau tegakkan kalam Ilahi
Kau pewaris perjuangan Nabi ...

(Dikutip dari buku "Puisi adalah Senjata" oleh Gagak Lumayung)

Puisi Hari Santri #10: Pejuang Berpeci

Oleh: Dee Kayisna

Kala tentara berseragam
Tak lagi mampu berjuang
Pasukan bersarung, pejuang berpeci
Maju merapatkan barisan

Menghadang, menghalau penjajah
Turut berjuang demi Indonesia merdeka
Walau merelakan nyawa
Sebagai taruhannya

Sungguh kuasa Ilahi
Meski tanpa senjata berapi
Dengan bambu runcingnya
Mereka tersaruk berusaha menumbangkan lawan

Pejuang berpeci
22 Oktober menjadi saksi
Atas keberhasilan santri
Dan merdekanya negeri

Puisi Hari Santri #11: Santri Kiai

Oleh: Muhammad Faqih Abu Abdillah

Santri
Setiap hari kami mengaji
Pagi siang sore dan malam hari
Kami mengaji bersama Kiai
Agar mendapat ilmu dan akhlak terpuji

Nasihat Kiai kami taati
Untuk menjalin persaudaraan di antara kami
Kami sesama santri layaknya saudara sendiri
Agar terjalin persaudaraan di antara kami

Takdim kepada Kiai
Itu kebanggaan kami
Mematuhi nasihat dan perkataan Kiai
Agar mendapat berkah dari Sang Murabi

Puisi Hari Santri #12: Santri Siaga Jiwa Raga

Oleh: Gayuh Amri Mahmud

Wahai para santri
Jadilah santri yang siaga
Santri yang siap berjihad di jalan-Nya
Santri yang peduli dengan keluarga
Santri yang mau membela negara

Jadilah santri yang siaga
Yang berjuangnya tidak setengah raga
Yang upayanya murni setulus jiwa
Enggan mengeluh, murung dalam duka
Santri siaga jiwa raga
Kuat dalam Islam, iman, dan akhlak mulia
Berjuang bersama menuju taqwa
Peduli dengan akhirat namun tak lupa pada dunia

Jadilah santri siaga jiwa raga
Doakan yang terbaik
Sepenuh hati setulus jiwa
Bukan hanya untuk diri, agama dan keluarga
Namun juga untuk Indonesia
Agar bangkit maju dan jaya

Puisi Hari Santri #13: Aku Bangga Menjadi Santri

Oleh: Ozy V. Alandika

Aku bangga menjadi santri
Jauh dari keluarga tak menjadikanku sepi
Aku bahagia belajar dan mengaji
Aku ceria bershalawat kepada nabi

Aku bangga menjadi santri
Menuntut ilmu menggapai ridha Ilahi
Keterbatasan bukan alasanku untuk bermurung diri
Karena ada harapan kedua orang tua yang tertancap di sanubari

Aku bangga menjadi santri karena santri juga harapan negeri
Tidak sekadar jihad tidak juga resolusi
Tapi bersatu wujudkan impian Bumi Pertiwi

Santri berusaha setiap hari
Mencuci baju, setrika, bahkan masak sendiri
Mereka sejak kecil diajar mandiri
Untuk bekal berdakwah dan bersafari

Doakanlah yang terbaik untuk santri
Karena mereka adalah harapan nusantara
Jadikan sabar dan salat sebagai bekal diri
Lalu siapkan tenaga untuk mengabdi kepada negara

Puisi Hari Santri #14: Tekad Santri

Oleh: Aliefania Reno Syamsanandia

Hari terus berganti layaknya sebuah kehidupan
Berjalan seolah sepasang kaki yang masih saling berdekatan
Berjuang keras untuk mencapai sebuah tujuan
Walau banyak masalah di sepanjang jalan
Bukan berarti itu sebuah pengakhiran
Karena apa yang kita inginkan
Tidak datang secepat yang dibayangkan
Kami tidak mau menjadi seorang pengecut di kehidupan
Sebagaimana santri yang dijadikan topik pembicaraan

Ketepatan waktu dan ketakutan akan dosa
Dua hal yang mengisi otaku bukan hal yang biasa
Pertanggung jawaban yang akan kubawa hingga 'ku pantas ke surga
Di mana badan kecil ini akan membawa orang-orang yang sudah berjasa

Puisi Hari Santri #15: Akulah Santri

Oleh: Cindy Kharisma Rulia

Duduk diam dan ratapi
Tentang hidup dalam dunia santri
Dalam sepi aku mencoba menabahkan
hati

Tak ada kata lelah dan letih
Barokah adalah tujuan utama yang dicari
Aku kembali terlelap
Sesekali di sela hiruk-pikuk dan
deru ajian kitab-kitab suci

Aku santri yang tak lepas dari kata
mengantri
Semua seakan mati
Saat ayah dan ibu tak lagi disisiku
Tapi segulung letih itu harus ku hadapi

Tubuhku membeku
Kakiku kaku
Saat belaian Ibu tak dapat kusentuh
Dan sepi merobek kalbu

Aku terdiam dalam bahasa bisuku
Tak ku hafalkan
Mengingat perjuangan yang tak
Kunjung padam
Akulah Santri
Yang berusaha mengokohkan hati
Demi membanggakan kedua orang tuaku
Serta demi cita-cita yang tinggi

Puisi Hari Santri #16: Santri untuk Negeri

Oleh: Arimami

Santri?
Ya, itulah panggilan kami
Jutaan kata yang tercipta
Menghiasi ibu pertiwi
Berbaur makna kesederhanaan jiwa

Berjuta rintangan menghadang
Meski langkah kaki tak seimbang
Tak gentar maju terus berjuang
Meski letih pantang pulang

Rapatkan barisanmu para santri
Belajar dan kaji kalam kiai
Karena ...
Inilah bakti santri untuk negeri

Puisi Hari Santri #17: Menjadi Santri

Oleh: Dika Frantistia T.

Di saat aku tidur di malam hari
Berada di sebuah ruangan
Dengan beralaskan karpet
Bersama orang-orang baru

Aku ikhlas dengan ini semua
Demi sebuah ilmu yang berkah
Agar aku menjadi orang yang berguna
Dan membuat orang tuaku bahagia

Walau aku merindukan mereka
Walau aku merindukan rumah
Semua tak terasa di sini
Karena kita semua bersaudara

Ya Allah
Beri aku kekuatan dan keikhlasan
Agar aku dapat mencari ilmu dengan nyaman
Dengan segala kebaikan

Puisi Hari Santri #18: Anak Pesantren Berkarya

Oleh: Ozy V. Alandika

Jangan kau kira anak pesantren tak punya karya
Sungguh mereka benar-benar dalam berupaya
Tidak hanya mengaji, beribadah, dan berdoa
Tapi juga berusaha menggapai cita-cita negara

Dua puluh dua Oktober pengakuan itu tiba
Karena santri akan berperan mewujudkan Indonesia emas
Jauh dari orang tua dan keluarga tidak sedikit pun mendatangkan iba
Karena kisah duka Bumi Pertiwi akan membuat kita lemas

Anak pesantren punya banyak karya
Tidak hanya nasional tapi juga mendunia
Menegakkan resolusi jihad adalah yang utama
Juga tak pernah lelah berkontribusi untuk negara

Anak pesantren punya karya
Jangan kau pandang mereka sebelah mata
Anak pesantren punya karya
Apresiasilah mereka selagi kau bisa

Puisi Hari Santri #19: Abdi Negeri

Oleh: Mahsusi Hawa

Gugah terbangun kala diri tengah lelap
Menatap harap di saat langit telah gelap
Menyatukan dahi pada tanah-tanah suci bumi
Menepis gundah yang menerobos masuk menodai niatan suci

Para santri Nampak tengadah
Menautkan hari semata lillah
Enggan kembali sampai fajar mengering
Langkah walau bergelut dengan kantuk lelah

Juang santri selalu terpatri
Tidak lagi melawan kolonial
Ikuti jejak jihad Hasyim Asy'ari
Yang dulu berperang rela mati, demi negeri

Kini santri jadi tonggak estafet ulama
Tutur Bahasa dijaga dan ditata
Bukan membuang krama
Sorot teladan umat beragama

Puisi Hari Santri #20: Tempaan Empu Ilahi

Oleh: Ilham Arwani

Sayup-sayup sandal bergesekan
Seperti daun kekeringan
Bergesek menebar bara di musim kering
Nun jauh bara sampai pada pelupuk hati yang mengkilat
Gesekannya seirama dengan bara dalam dada

Syahdan, benteng batinnya amat kuat
Apa bodoh mencongkel negeri berpondasi santri

Saat jangkrik mengaum lirih disambut deburan air
Bintang berkedip-kedip saksikan
Segumulan wajah dan kalbu penuh akan nur
Dalam kawah candradimuka, Gatotkaca ...
Bercaping songkok bersurban selempang dada
Dan bersarung hitam putih kotak
Bersembahyang menghadap Sang Hyang Tunggal

Mereka tanpa dinyana menunduk ta'dim pada ... maha guru kiai
Padanya ta'dib ta'allum nan tarbiyah diperoleh
Entah bedebahnya jika ...
Tanpa akhlak beri busungkan dada
Pesantren tiada keropos ditelan rayap
Santri tak semudah dipatah dengan secuil besi

Puisi Hari Santri #21: Para Santri

Oleh: Dela Citra Wuni

Tak seperti kehidupan di luar sana
Kehidupannya lebih bermakna
Jauh dari orang tua
Kadang terasa menggebu di dada

Rona wajah yang sumringah
Bak mentari yang memancarkan sinarnya
Dengan sejumlah buku di tangan
Tak lupa dihiasi canda dan tawa

Sederhanalah sangat berpenampilan
Tak hanya duniawinya yang dicari
Belajar ilmu padi dalam diri
Demi meraih berjuta mimpi

Puisi Hari Santri #22: Sarung Menuju Surga

Oleh: Ozy V. Alandika

Sarung itu tampak kusam. Sungguh sudah sangat lama dipakai. Sudah berkali-kali dicuci. Senantiasa menemani santri yang terlelap hingga bangun pagi.

Saat tahajud, dia ada. Saat membaca Al-Quran, dia tersedia. Saat aku jauh dari orang tua, dia mendampingi. Dan saat aku bermain, dia terjemur rapi seraya melambai kepada matahari.

Mungkin saat itu dia menyapa kepada sang surya agar cahayanya semakin terik. Sarung ingin dirinya segera mengering. Dia ingin kembali ke pangkuan santri.

Sarung belum menemaninya belajar Bahasa Arab. Kitab fikih belum dia dekati. Belum pula dengan shalawat Nabi.

Sarung seterusnya ingin dekat dengan santri. Menemani dalam fastabiqul khoirot. Menggaungkan amar ma'ruf nahi mungkar.

Karena dia ingin menjadi saksi. Sarung yang akan ikut mengaku bahwa santrinya layak menuju surga-Mu.

Puisi Hari Santri #23: Pewaris Ilmu

Oleh: Syifa Salsalbila

Wahai pewaris ilmu
Sejenak hingga memori
Berjumpa sapa pada sanak saudari
Nun jauh dari pelosok sini
Sukma hendak merongrong
Betapa?
Rindu menguak asa tanpa peduli

Wahai pewaris ilmu
Tanam pada diri
Ilmu cahaya
Dari Sang Maha Ilmu Durjana
Bahwa derajat tak setara
Para ulama
Tinggi derajatnya

Wahai pewaris ilmu
Tinta tiada kering
Kalamkan terujar
An-Nur kan terpancar
Andai oasis kerontang
Hara menyengat di tengah tandus
Buaian hingga liang lahat
Ilmukan, terpatri pada kalbu
Tergubah pada laku..

Puisi Hari Santri #24: Santri Harus Bertekad di Jalannya

Oleh: Siti Nur Azizah

Aku bangga menjadi seorang santri
Aku bahagia dalam mencari ilmu dan mengaji
Jauh dari orang tua dan keluarga tak menjadikanku sepi
Itu pun untuk masa depanku nanti

Jadi santri tidaklah sulit untuk masa kini
Di mana santri harus beraktivitas setiap hari
Dalam mencari ilmu yang pasti
Dan berijtihad di dalamnya dengan setulus hati

Aku bangga menjadi santri
Karna santri harapan negeri
Menuntut ilmu kepada ridha sang Ilahi
Dan punya wawasan yang tinggi

Puisi Hari Santri #25: Pembela Agama dan Negara

Oleh: Alfarida

Santri harapan bangsa
Penerus para ulama
Pembela agama
Pemersatu umat di nusantara
Hati yang begitu suci
Di dalam terdapat jiwa Qur'ani
Untuk selalu mengimani
Kepada Ilahi Robbi
Keinginan untuk berusaha
Setia semangat yang luar biasa
Demi menjadi santri yang berguna
Untuk menegakkan bangsa dan Negara
Di tengah malam yang begitu sunyi
Kau terbangun sendiri
Untuk melakukan sembahyang kepada Allahu Rabbi
Agar mendapat ridho kelat di akhir nanti
Pengorbanan yang kau berikan
Demi kehidupan di masa depan
Rela menahan sebuah kerinduan
Yang ingin selalu berada di kampung halaman
Kau tak pernah lelah
Dalam bermurojaah
Agar hidup menjadi sejarah
Kepada jalan yang cerah
Perjuanganmu begitu berat
Tetapi kau lalui dengan semangat dan kuat
Agar menjadi santri yang bermanfaat
Wahai para santri!
Marilah kita berkarya
Dalam hal yang luar biasa
Untuk membangun Indonesia
Agar menjadi sejahtera
Santri bagaikan mentari
Dengan keimanan di dalam hati
Yang akan menyinari negeri ini
Terpancar dalam sanubari
Dan kesungguhan dalam mempertahankan NKRI
Wahai para santri!
Dengan rasa semangat yang membara.
Marilah kita bangkit bersama
Meskipun jauh dari orang tua
Tapi buktikan kita bisa mencapai cita-cita
Dan menjadi pribadi insan yang mulia
Wahai santri
Kau laksana cahaya
Seperti di dalam lentera
Yang akan menyinari seluruh Indonesia
Bahkan sampai ke penjuru dunia

Puisi Hari Santri #26: Senandung Ratapan Hati

Oleh: Hapna Ilmi Muhala

Untukmu Ayah dan Ibu
Kau tempatkan aku jauh tanpamu
Kuyakin ini karena cintamu
Kautempatkan aku jauh tanpamu
Di pondok pesantren kumenuntut ilmu

Aku baktikan semua untukmu
Lelah susah payah keseharianku
Aku relakan karena cintamu
Tangisan hati dalam senyumanku

Ayah dan Ibu, ini impianku
Menjadi anak yang solihah
Menolong Ayah membantu Ibu
Ingin berbakti padamu selalu

Oh Sang Murabbi kau bimbing jiwa ragaku
Tuk bahagiakan orang tuaku
Dengan sabar Sang Murabbi menemaniku
Kubersyukur dan penuh rindu melihat Ayah dan Ibu

Terima kasih Murabbi
Karena jasamu kenangan hidupku

Gimana, puisi-puisi Hari Santri di atas bagus semua, kan? Semoga bermanfaat, ya!




(mff/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads