Pembangunan tersebut ditandai oleh penandatanganan rencana kerja oleh Pj Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Hassanudin bersama kepala daerah dari tiga wilayah tersebut, dan Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Amirulloh.
Proyek ini merupakan percontohan nasional, dukungan World Bank untuk proyek Mass Transit (Mastrans) di Indonesia, sekaligus target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2018-2023. Pembangunan BRT Mebidang ini akan dibiayai oleh World Bank dan AFD Perancis, dengan biaya Rp1,9 Triliun.
Pada 2024 nanti, proyek tersebut akan memasuki tahap kontruksi koridor, halte, depo, perangkat IT, dan pengadaan bus. Akan ada 515 bus dengan 31 halte dan panjang lintasan 21 kilometer.
"Proses Data Flow Diagram (DFD) selesai Januari 2024, BRT Mebidang lintasannya 21 km, dedicated link dengan halte besar 31 halte, memiliki 17 rute menjangkau Medan, Binjai dan Deli Serdang dengan 515 bus, dukungan depo, halte, jalur khusus ITS bus dengan anggaran Rp1,9 triliun," kata Hassanudin dalam keterangannya, Senin (16/10/2023).
Hassanudin berharap, kesepakatan yang telah ditandatangani nantinya menjadi pedoman para pihak terkait untuk mengimplementasikan Masstran Mebidang. Sekaligus untuk mewujudkan transportasi yang lebih baik di masa depan.
Hassanudin berharap para OPD yang terkait harus mempersiapkan dokumen secara detail, mulai dari perencanaan , kelembagaan perizinan, SDM, pengawasan hingga pemeliharaan. Sehingga pembangunan tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat Sumut.
"Saya harapkan seluruh pemangku kepentingan dalam WLA bisa bersinergi dan berkolaborasi, sehingga pembangunan BRT Mebidang ini memberikan manfaat besar bagi masyarakat Sumut," harapnya.
Sementara Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Amirulloh menyebutkan pembangunan BRT Mebidang ini merupakan langkah lanjutan untuk layanan publik yang lebih baik di kawasan metropolitan Medan. Langkah tersebut dimulai dari stimulan angkutan umum yang diluncurkan oleh Kementerian Perhubungan melalui 5 Koridor Teman Bus, dengan nama Layanan Trans Metro Deli di Medan sejak akhir 2000.
"Teman Bus terbukti masih menjadi andalan banyak masyarakat Medan yang memerlukan sarana transportasi yang aman, nyaman, serta terjangkau," sebut Amirulloh.
Amirulloh berharap dalam rangka percepatan pembangunan dan pengelolaan BRT di kawasan Mebidang maka anggaran pembangunan fisik yang telah tersedia dapat direspons dengan komitmen anggaran oleh pemangku kepentingan di wilayah tersebut. Dalam rencana kerja ini, juga terdapat komitmen konkret bagi para pihak, khususnya pemerintah daerah untuk menerima aset, mengoperasikan layanan serta mengembangkan layanan.
"Kami harapkan kita semua dapat ikut berperan mewujudkan angkutan umum massal yang berkualitas untuk bangsa Indonesia khususnya masyArakat di kawasan Mebidang," harapnya.
(afb/afb)