Sejumlah warga di sekitar Jalan Pasundan, Medan Petisah, protes dan menggeruduk proyek pengerjaan drainase di lokasi tersebut karena air PDAM di rumah mereka mati diduga karena proyek tersebut. Pemkot Medan mengaku akan membantu warga yang saluran airnya mati tersebut.
Kabid Sumber Daya Air dan Drainase, Dinas SDABMBK, Gibson Panjaitan mengatakan berdasarkan informasi yang mereka terima banyak pipa PDAM yang rusak di sekitar proyek drainase. Keterbatasan personel PDAM Tirtanadi disebut menjadi penyebab air mati seminggu lebih.
"Untuk Jalan Pasundan juga sudah kita sampaikan, kebetulan pihak utilitas PDAM keterbatasan personel dan material karena banyaknya pipa PDAM di setiap lokasi drainase yang rusak," kata Gibson Panjaitan kepada detikSumut, Rabu (11/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk hal itu, pihaknya meminta agar kontraktor membantu mempercepat penanganan pipa tersebut. Selain itu, mereka juga akan menyediakan air sementara kepada warga.
"Kita minta ke pihak kontraktor agar bisa membantu percepatan penangan, paling tidak membantu memasang kembali atau menggali, dan membantu penyediaan air sementara buat warga yang berdampak," ucapnya.
Pemkot Medan meminta agar proyek drainase itu diselesaikan lebih cepat. Proyek tersebut ditargetkan selesai November, meskipun di kontrak proyek itu selesai Desember.
"Kita berharap bulan 11 (November) akhir selesai dan semalam pas rapat kontraktor sudah menyanggupi biar bulan 11 selesai dengan menambah peralatan, sebenarnya sesuai kontrak sampai akhir Desember," tutupnya.
Sebelumnya, sejumlah warga sekitar Jalan Pasundan, Medan Petisah, protes dan mendatangi proyek pengerjaan drainase di lokasi tersebut. Hal itu dilakukan karena 8 hari terakhir air PDAM mati diduga akibat proyek tersebut.
Pantauan detikSumut, Rabu (11/10), warga terlihat mendatangi para pekerja proyek drainase. Warga mengeluhkan masalah air mati yang sudah 8 hari belakangan.
Salah satu warga bernama Wini mengatakan jika sebelum mereka melakukan aksi hari ini, mereka telah berbicara sama pihak pekerja. Namun jawaban yang mereka terima tidak jelas.
"Jadi kenapa kami ngumpulin warga karena sebelumnya sudah dibicarakan, tapi jawabannya a alasannya b, jadi kita aja dikasih alasan sudah nggak jelas," kata Wini saat ditemui di lokasi.
Sehingga mereka berinisiatif mendatangi langsung lokasi pengerjaan secara beramai-ramai. Sebab mereka menilai pengerjaan drainase di jalan tersebut terlalu lama, tidak seperti di lokasi lain.
"Jadi kami kumpul mau protes air kami sudah 8 hari nggak hidup, kalau tadi 3 atau 4 hari mati ya wajar karena bekerja, tapi kan nggak selama 8 hari, di jalan lain nggak selama ini," ucapnya.
(nkm/nkm)