Usai resmi menjadi Ketum PSI, Kaesang Pangarep mulai melakukan safari politik. Ia bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Dalam pertemuan itu Kaesang meminta maaf pada puan karena PSI sempat mencela PDIP.
Keduanya bertemu di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/10) kemarin. Kaesang pun membocorkan hasil pertemuan tersebut.
"Biasalah kan tadi ada beberapa obrolan serius, tapi balik lagi karena kami keluarga lebih ke santai-santai," ujar Kaesang usai pertemuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kaesang juga menyebut dirinya sempat meminta maaf ke Puan soal sikap PSI yang dulu kerap mencela PDIP.
"Saya juga sempat minta maaf untuk teman-teman PSI yang dulunya bisa dibilang mencela atau merendahkan PDIP," kata Kaesang.
"Saya dari PSI meminta maaf kepada Mbak Puan secara langsung dan teman-teman PDIP lainnya. Balik lagi ini pesta demokrasi harus dilakukan gembira dan santun," sambungnya.
Puan sendiri berterima kasih atas niat baik Kaesang meminta maaf. Puan menegaskan PDIP dan PSI sepakat untuk membangun politik yang beretika.
"Ya saya sangat berterima kasih dengan semangat yang tadi disampaikan Mas Kaesang, bahwa kita akan membangun Indonesia itu dengan politik etika yang santun," ujar Puan.
Menurut Puan, meski berbeda pilihan, partai politik harus saling menghargai dan menghormati. Kata Puan, tujuan politik sebenarnya sama.
"Kemudian saling menghargai, menghormati, boleh beda kepentingan, boleh beda kebijakan, namun kebijakan yang tidak kemudian mempunyai satu kesamaan cita-cita, itulah yang harus kita sama-sama perbaiki," paparnya.
"Bukan bicara personal, bukan bicara satu hal yang kemudian tidak menghargai dan menghormati," sambung dia.
Kaesang juga mengatakan akan mendisiplinkan kader-kader PSI yang masih mencela partai lain, namun jika yang disampaikan adalah kritik, maka Kaesang tidak mempermasalahkan.
"Pasti (bakal didisiplinkan)," kata Kaesang usai bertemu Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya di kawasan Menteng.
"Balik lagi kan di dalam kami sudah bilang beberapa kali kalau mengkritik itu silakan, kalau mencela itu kan beda hal," ujarnya.
Kaesang menyebut kritik tidak boleh sampai masuk ke ranah pribadi melainkan sebatas kritik kebijakan.
"Apalagi masuknya ke ranah pribadi itu yang sangat harus dihindari dan jangan sampai dilakukan, kalau masalah kebijakan ya nggak masalah, biasa lah," imbuh dia.
(nkm/nkm)