Geger lagu Halo Halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki dijiplak dan dijadikan Hello Kuala Lumpur. Lagu itu pun diunggah di kanal Youtube.
Kasus itu pun mendapat sorotakn dari masyarakat dan pemerintah termasuk ahli waris Ismail Marzuki. Pihak DJKI, Kominfo, KBRI, dan Kemenlu telah melakukan tindakan untuk menyelamatkan lagu yang menjadi karya nasional ini.
Pihak ahli waris pun kini menunggu hasil investigasi KBRI dan Kemenlu terhadap dugaan penjiplakan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari ahli waris tentu ingin agar lagu Hello Kuala Lumpur itu dapat di-take down terlebih dahulu dari semua platform digital. Sedangkan upaya hukum selanjutnya masih menunggu hasil investigasi kuasa hukum dan KBRI di Kuala Lumpur berkenaan dengan informasi pelakunya, motif, dan pemanfaatan lagu tersebut," jelas Ari Juliano Gema selaku kuasa hukum ahli waris Halo Halo Bandung, dilansir detikHot, selasa (3/10/2023).
Ari menegaskan, pihaknya telah membuat laporan pada 29 September 2023 dan telah mendapat verifikasi oleh DJKI dan Kominfo.
"Saat ini kami sudah melaporkan secara resmi ke DJKI dan Kominfo untuk melakukan take down lagu Hello Kuala Lumpur di kanal Youtube dan Tiktok. Tanggal 29 September 2023 sudah dilakukan verifikasi oleh DJKI dan Kominfo atas laporan tersebut, dan hari ini rencananya akan ada tindakan oleh Kominfo berdasarkan laporan tersebut," tutur Ari.
Kemudian, lanjutnya, pihak Kominfo juga akan menghapus atau take down video Hello Kuala Lumpur tersebut yang rencananya akan dilakukan hari ini.
"Kominfo akan melakukan penutupan konten dan atau hak akses atas lagu Hello Kuala Lumpur tersebut di kanal Youtube dan Tiktok sesuai dengan laporan kami," lanjutnya.
Sebelumnya, ramai di media sosial, lagu Hello Kuala Lumpur yang dianggap sama persis dengan lagu nasional Halo Halo Bandung. Lagu itu diunggah di YouTube dan membuat warganet geram. Dituliskan pula lagu tersebut merupakan lagu patriotik Malaysia.
Pihak pemerintah Malaysia sempat mengklaim lagu dan konten itu bukan milik mereka secara negara. Sehingga diduga konten Hello Kuala Lumpur itu dibuat oknum swasta demi kepentingan komersial. Pihak KBRI di Malaysia dan Kemenlu pun hingga kini masih mencari pelaku dibalik kasus dugaan penjiplakan lagu Halo Halo Bandung tersebut.
(nkm/nkm)