Seorang anak yatim piatu di Klaten yang mengidap virus HIV tidak mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV) dari pemerintah. Bocah ini malah dibawa pihak keluarga untuk ke dukun.
"Ini ada satu anak, ayah, dan ibunya sudah meninggal tapi tidak diperbolehkan minum obat oleh kakaknya. Kakaknya itu malah ke dukun karena tidak percaya HIV," kata koordinator pendamping Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Klaten, Dewi, melansir detikJateng, Rabu (6/9/2023).
Dewi mengatakan, anak yang kini duduk di kelas 4 SD itu diketahui mengidap HIV setelah ibu dan ayahnya meninggal dunia pada tahun 2022. Saat dilakukan pemeriksaan, anak itu juga positif mengidap HIV.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selaku pendamping saya dan kawan-kawan sudah ngoroki (nasehati) bahkan sampai saya ke Puskesmas dan mereka sudah sosialisasi juga, tapi sulit. Saya kasihan anaknya ini," tutur Dewi.
Bocah ini kini tinggal bersama kakaknya. Diketahui jika kakaknya ini negatif HIV.
"Kakaknya itu satu ibu tapi beda bapak, tapi negatif HIV kakaknya itu. Dulu ibunya sakit sampai dibawa ke ICU juga cuma dirawat di rumah, ke dukun," imbuh Dewi.
Dewi menyebut kondisi anak ini sudah mengkhawatirkan. Anak ini sering sesak napas dan gangguan pertumbuhan.
"Bintik-bintik sudah keluar, sering sesak napas. Anaknya jadi kecil karena pertumbuhannya jadi lambat, setelah ibunya meninggal 2022 si anak sempat minum obat dua kali," lanjut Dewi.
(afb/afb)