Siswa SMA Dikeroyok Abang Kelas, Disdik Upayakan Restorative Justice

Aceh

Siswa SMA Dikeroyok Abang Kelas, Disdik Upayakan Restorative Justice

Agus Setyadi - detikSumut
Selasa, 05 Sep 2023 16:20 WIB
Hasil CT scan siswa di Banda Aceh yang diduga dikeroyok abang kelas
Foto: Hasil CT scan siswa di Banda Aceh yang diduga dikeroyok abang kelas (Agus Setyadi/detikSumut)
Aceh Besar -

Seorang siswa kelas XI SMA Modal Bangsa, Aceh Besar, Aceh diduga dikeroyok abang kelas di musala sekolah. Pihak dinas pendidikan setempat mengupayakan kasus itu diselesaikan secara kekeluargaan.

"Dinas Pendidikan Aceh berupaya memastikan seluruh perkara itu diselesaikan lewat restorative justice," kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh Cabang Aceh Besar dan Banda Aceh, Syarwan Joni dalam keterangannya, Selasa (5/9/2023).

Menurutnya, pihaknya tidak menolerir setiap kekerasan yang terjadi di sekolah. Lembaga pendidikan harus bebas dari segala praktik kekerasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lingkungan pendidikan harus bebas dari kekerasan baik oleh guru ataupun antar siswa," jelasnya.

Pasca kejadian itu, dinas pendidikan memantau perkembangan penyelesaian kasus itu termasuk menghadirkan psikolog. Syarwan berharap kasus tersebut dapat segera diselesaikan.

ADVERTISEMENT

"Kami telah mengupayakan berbagai cara agar terjadi rekonsiliasi di antara pihak-pihak yang bertikai. Kami berharap semua pihak untuk tetap berkomunikasi mencari jalan keluar agar persoalan ini tidak merembet ke hal-hal di luar urusan pendidikan," kata Syarwan.

Sebelumnya, seorang siswa kelas XI SMA Modal Bangsa diduga dikeroyok sejumlah abang leting usai pengajian di musala. Korban mengalami pendarahan di kepala.

Orang tua korban, Purnama Hadi AR, mengatakan, kejadian tersebut bermula saat siswa kelas X dan XI dikumpulkan abang kelasnya di musala usai pengajian pada Kamis 20 Juli malam. Pelajar kelas XI diminta berdiri lalu dipukul.

"Anak saya dipukul, ditarik baju namun karena refleks dia mendorong abang kelas. Akhirnya dipukul hingga jatuh ke lantai dan diinjak-injak," kata Purnama kepada wartawan, Kamis (31/8).

Berdasarkan informasi diperolehnya, ada sekitar 21 pelaku penganiayaan terhadap anaknya. Pasca kejadian, dia sempat menjemput anaknya untuk dilakukan visum di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Aceh.

Akibat penganiayaan itu, kepala korban mengalami lebam hingga benjol. Empat hari pasca kejadian, korban diantar lagi ke asrama dan sehari berselang teman anaknya yang menjadi korban kekerasan senior.

Menurutnya, pada tanggal 24 Juli pihak sekolah dan pihak Cabang Dinas Banda Aceh-Aceh Besar sudah mendatanginya untuk meminta maaf. Purnama sempat meminta agar kepala asrama diganti dan pelaku di-DO.

"21 pelaku hanya diskors tapi ada pelaku yang tidak dikenakan sanksi," jelasnya.

Purnama menjelaskan, anaknya lalu dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan CT-Scan karena mengeluh sakit kepala pada 9 Agustus. Hasilnya diketahui korban mengalami pendarahan di kepala sehingga disarankan agar dibawa ke dokter spesialis.

Korban sempat 12 hari menjalani rawat jalan hingga akhirnya kembali ke asrama. Purnama mengaku telah membuat laporan penganiayaan tersebut ke Polresta Banda Aceh pada 10 Agustus lalu.

"Dari tanggal 20 Juli sampai 9 Agustus, orang tua pelaku tidak ada itikad menyelesaikan kasus ini hingga saya buat laporan ke polisi," ujarnya.




(agse/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads