Layanan seks atau open BO mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Di setiap daerah tarif open BO ternyata berbeda-beda loh!
Dahulu pekerja menjajakan dirinya di pinggir jalan atau rumah bordir. Seiring dengan perkembangan teknologi, kini beralih menjajakan diri melalui media sosial. Salah satu yang populer melalui Twitter.
Dilansir detikTravel Selasa (5/9/2023), CNBC Indonesia Intelligence Unit melakukan survei pada 59 akun Twitter penyedia jasa layanan seks untuk mengetahui tarif open BO. Akun Twitter yang dipilih rata-rata memiliki 3.793 pengikut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari survei ini terlihat besaran tarif open BO per jam yakni Rp 1.117.000 atau long time (24 jam) Rp 13.541.000 untuk bercinta sepuasnya. Dari survei ini juga diketahui tarif open BO termahal yakni di Yogyakarta, bahkan lebih tinggi dari Ibu Kota Jakarta.
Tarif jam-jaman di Jakarta sekitar Rp 1 juta dan tertinggi di Yogyakarta hampir Rp 1,4 juta. Tarif ini bisa dikatakan mengalami inflasi hingga 300% lebih dalam satu dekade terakhir, berdasarkan riset serupa yang pernah dipublikasikan oleh Bloomberg Businessweek Indonesia pada 2012.
Berikut tarif open BO atau layanan seks di sejumlah kota Indonesia:
Kota Short Time (1 jam atau maksimal 1 kali ejakulasi)
- Nasional Rp 1.117.000
- Yogyakarta Rp 1.375.000
- Bandung Rp 1.218.000
- Jakarta Rp 1.047.000
- Surabaya Rp 966.000
- Lampung Rp 950.000
Long Time (24 jam, bebas)
- Nasional Rp 13.541.000
- Yogyakarta Rp 14.250.000
- Bandung Rp 9.333.000
- Jakarta Rp 8.845.000
- Surabaya Rp 13.000.000
- Lampung Rp 14.000.000
Fenomena ini banyak digunakan gadis muda untuk mencari uang mudah dan cepat. Hal itu dilakukan Cha, seorang penyedia layanan seks via Twitter yang diwawancara CNBC. Dia mengaku bisa meraup pendapatan hingga Rp 50 juta per bulan dari open BO.
Perlu diingat, tarif itu berlaku untuk sekali layanan. Bila penyedia jasa mampu melayani 2-4 orang per hari, dapat dibayangkan seberapa banyak penghasilan yang ia dapatkan.
Tak ayal cara ini banyak dipakai gadis-gadis muda yang ingin mendapatkan uang secara cepat.
Sementara itu, kajian Sri Hartini Jatmikowati (2015) pada Mediterranean Journal of Social Sciences menemukan faktor lain yang membuat perempuan muda terjebak prostitusi. Diantaranya, kurangnya dialog dan keterbukaan dengan orang tua, pergaulan, kurang perhatian dari orang tua, depresi dan kehilangan harga diri.
(astj/astj)