Usai heboh Demokrat tarik dukungan dari Capres Anies Baswedan dan mengaku dikhianati Partai NasDem, muncul surat dari Anies Baswedan untuk Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Dalam surat tersebut, Anies meminta AHY untuk menjadi cawapres.
Keberadaan surat itu diungkap oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief. Surat tersebut, katanya, dikirim minggu lalu.
"Surat Anies Capres minggu lalu ke AHY," kata Andi Arief, dilansir detikNews, Jumat (1/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begini isi surat yang ditulis tangan oleh Anies Baswedan tersebut.
Mas AHY Yth
Semoga dalam keadaan sehat, tetap produktif dan selalu dalam kesehatannya.
Melalui pesan singkat ini, kami bermaksud menyampaikan harapan, agar Mas AHY berkenan untuk menjadi pasangan dalam mengikuti Pilpres 2024.
Teriring salam hormat.
Dalam surat yang ditulis di secarik kertas tersebut, tertera tandatangan Anies Baswedan dan tanggal dibuatnya surat tersebut, yakni 25 Agustus. Juga tertera 2 orang saksi.
Juru bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra juga menyebut, surat tersebut diberikan langsung oleh Anies ke AHY.
"Diberikan langsung ke Mas AHY," ujarnya.
Tak hanya itu, Partai Demokrat juga mengklaim, surat tersebut sudah dibalas oleh AHY. Surat tersebut dibalas singkat oleh Ketum Partai Demokrat tersebut.
Hal itu dikatakan Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat, Herman Khaeron. Menurutnya, surat dari Anies Baswedan itu sudah dibalas.
"Tanggal 25 kemudian Mas Anies menuliskan surat, tertulis, suratnya mungkin sudah dipegang semua ya, sudah viral. Menuliskan surat untuk mengajak (AHY) menjadi calon wakil presiden," kata Herman di Jakarta, Jumat (1/8/2023).
Herman menyebut AHY membalas sudah Anies dan menyatakan siap memenangkan Pilpres 2024. Setelah itu, lanjutnya, Anies kemudian mendatangi Ketua Majelis Tinggi PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Cikeas.
"Dan ini dibalas oleh surat Ketum AHY, bahwa 'Bismillahirrahmanirrahim tentu kami siap untuk bersama-sama memenangkan Pilpres tahun 2024'. Kemudian ketemulah dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Pak SBY, Mas Anies bersama Tim 8 melaporkan progres dan perkembangan seraya juga untuk bisa memastikan deklarasi tanggal berapa," katanya.
Namun setelah itu ada pertemuan NasDem dan PKB. Herman mengaku masih berpikiran positif terkait pertemuan itu. Kemudian pada 30 Agustus, Juru Bicara Anies, Sudirman Said, diutus melaporkan bahwa Anies akan maju Pilpres dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres.
"Tanggal 30 Agustus Pak Sudirman diutus oleh Anies untuk menyampaikan informasi Tim 8 utusan Demokrat dan PKS untuk menyampaikan bahwa sudah diputuskan oleh NasDem capres-cawapresnya adalah Anies-Pak Muhaimin Iskandar dan telah dilakukan kerja sama politik," kata Herman.
Keputusan itu dianggap Demokrat bahwa NasDem telah meninggalkan Koalisi Perubahan dan membuat koalisi baru dengan PKB. Hal itu, katanya, dilakukan sepihak oleh NasDem.
"Artinya, bahwa NasDem membuat koalisi baru antara NasDem dengan PKB dan artinya pula meninggalkan Koalisi Perubahan. mereka mengambil keputusan kerja sama sepihak tanpa kami ketahui juga memutuskan capres dan cawapresnya sepihak," imbuhnya.
(nkm/nkm)