Bocah di Labuhanbatu Selatan Bertahun-tahun Menahan Sakit

Bocah di Labuhanbatu Selatan Bertahun-tahun Menahan Sakit

Ahmad Arfah Fansuri Lubis - detikSumut
Jumat, 01 Sep 2023 03:21 WIB
Miris nasib balita Prasetia Bilal Ramadhan (5), karena kurang biaya, harus menanggung sakit kulit selama 3 tahun. Dokumen Polres Labusel
Miris nasib balita Prasetia Bilal Ramadhan (5), karena kurang biaya, harus menanggung sakit kulit selama 3 tahun. Dokumen Polres Labusel
Labusel -

Bayi berusia 5 tahun itu bernama Prasetia Bilal Ramadhan. Putra pasangan Prasetiyo (39) dan Prasetia Wati (25) yang tinggal di Dusun Cikampak 1 B Desa Aek Batu, Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel).

Sekitar 3 tahun, bayi tersebut harus menahan sakit dan hanya dapat berbaring di ranjang seadanya yang dimiliki orang tuanya. Tubuhnya lemas gemulai dan tidak memiliki kekuatan untuk bangkit. Hanya dapat menangis dalam rebahnya.

Anak pertama dari 2 bersaudara tersebut semestinya dapat bermain bersama teman kanak-kananya. Namun kondisi kesehatan tubuhnya yang kian hari kian memburuk membuatnya harus tetap merebah di rumah neneknya tempat dia dan orang tuanya menumpang hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua orang tuanya juga hidup dengan serba kekurangan. Prasetiyo dan Prasetia Wati hanya hidup dari penghasilan pekerjaan serabutan. Kondisi ekonomi itulah yang membuat Prasetia harus menahan rasa sakit tanpa pengobatan.

Informasi tentang Prasetia ini pun sampai ke Bhabinkamtibmas Desa Aek Batu dan Kanit Binmas Polsek Torgamba. Dengan harapan mendapat pertolongan yang lebih baik, personel Polres Labuhanbatu memberikan informasi tersebut kepada Kapolres AKBP Catur Sungkowo, S.Ag, S.H., M.H.

ADVERTISEMENT

Mendapat laporan tersebut, Kapolres Labusel bersama Kasat Binmas dan Kasiwas bergerak untuk melihat kondisi Bilal Ramadhan. Perwira menengah itu melihat kondisi bocah lelaki itu hanya dapat terbaring.

Miris nasib balita Prasetia Bilal Ramadhan (5), karena kurang biaya, harus menanggung sakit kulit selama 3 tahun. Dokumen Polres LabuselPrasetia Bilal Ramadhan (5) saat dibawa menuju Rumah Sakit. Dokumen Polres Labusel

Kondisi yang memprihatinkan dengan tubuh kurus kering, kulit terluka dan bernanah, serta hidup seperti manusia kurang gizi.

Berdasarkan penuturan orang tua Prasetia Bilal Ramadhan, bahwa awalnya anak mereka sehat dan sejak 3 tahun lalu menderita bisul. Kemudian sempat berobat, namun sakit bisul tersebut semakin menjalar ke seluruh tubuhnya.

Namun karena kendala biaya, akhirnya mereka terpaksa merawat anak mereka di rumah dan hanya melakukan pengobatan alternatif.

"Mau dibawa ke rumah sakit juga belum dapat dilakukan lagi, karena iuran bulanan BPJS belum dibayar sudah 3 bulan," terang Prasetiyo saat menuturkan kondisi Prasetia.

Mendengar penuturan Prasetyo, Catur Sungkowo langsung menghubungi Direktur Rumah Sakit Nuraini Kota Pinang dan membantu pengobatan Prasetia Bilal Ramadhan.

"Kami sangat prihatin atas derita yang dialami oleh Prasetia Bilal Ramadhan, dan kami akan membantu pengobatannya. Semoga adik kita ini (Prasetia Bilal Ramadhan) dapat segera sembuh. Jika di Rumah Sakit Nuraini kurang peralatan, kami akan berkoordinasi dengan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, untuk perawatan lebih lanjut" ucap Catur Sungkowo.

Catur Sungkowo memastikan bahwa Prasetia harus mendapatkan pengobatan yang layak. Bahkan saat pemindahan prasetia ke rumah sakit, Catur Sungkowo ikut mengangkat tubuh bocah tersebut.

Catur Sungkowo menuturkan bahwa apa yang dilakukannya adalah bagian dari tanggung jawab sebagai bayangkara. Kedua orang tua dari Prasetia Bilal Ramadhan sangat bersyukur atas pertolongan tersebut.

"Kami bersyukur dan mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Kapolres Labusel yang telah membantu perobatan anak kami yang sudah mengalami sakit kulit menahun, mudah mudahan Allah SWT membalas kebaikan bapak Kapolres," ucap Prasetia.




(bpa/bpa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads