Tanggal 17 Agustus merupakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Biasanya, banyak sekali kegiatan yang dilakukan masyarakat Indonesia dalam menyambut Kemerdekaan Indonesia.
Namun, pernahkah detikers berpikir mengapa tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia? Untuk menjawab hal itu, berikut detikSumut hadirkan sejarahnya!
Baca juga: Makna Logo dan Tema HUT ke-78 RI 2023 |
Sejarah 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia
Mengutip laman resmi Kemdikbud RI, pada 6 Agustus 1945, Perang Dunia II mencapai titik puncaknya. Sebelumnya, Jepang yang merupakan negara partisipan perang melakukan penyerangan terhadap Amerika Serikat di Pearl Harbor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, tentara Amerika Serikat banyak yang meninggal dan kerugian material sangat besar. Berangkat dari itu, Amerika Serikat pun memberikan serangan balasan dengan mengebom Hiroshima.
Tiga hari berselang, Kota Nagasaki juga dibom oleh Amerika Serikat. Alhasil, pada 15 Agustus 1945, Jepang pun menyerah.
Momen itu lantas dimanfaatkan pejuang kemerdekaan Indonesia. Dari dorongan banyak pihak, Soekarno dan Hatta diminta memproklamasikan kemerdekaan. Namun, perjalanan menuju proklamasi tidak semudah yang dibayangkan.
Sebelum akhirnya dibacakan, pada dini hari 17 Agustus, tepatnya di rumah Laksamana Maeda, Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebarjo menyusun teks Proklamasi.
Saat itu, Hatta dan Achmad Soebarjo berperan dalam menyumbangkan pemikiran. Sementara itu, Soekarno menuliskan teks Proklamasi. Kendati demikian, teks tersebut tidak langsung bisa dibacakan.
Lebih dulu, Soekarno meminta pendapat para tokoh yang hadir saat itu terkait teks Proklamasi. Hingga akhirnya teks tersebut disetujui, salah seorang tokoh bernama Sukarni mengusulkan teks itu ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Lalu, naskah itu pun diberikan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Sembari diketik, rapat lain digelar dalam menentukan lokasi pelaksanaan Proklamasi.
Dari perundingan, diputuskan bahwa pembacaan teks Proklamasi diadakan di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi No 1) pada pukul 10.00 WIB.
Hingga tepat pada pukul 10.00 WIB, akhirnya teks Proklamasi dibacakan. Usai membacakan teks itu, Suhud dan Latief Hendraningrat mengibarkan bendera merah-putih yang telah dipasang pada sebatang bambu.
Pengibaran tersebut diiringi dengan lagu "Indonesia Raya". Kemudian kabar tersebut pun disebarkan melalui coretan di tembok hingga radio ke seluruh wilayah Indonesia.
Peringatan HUT ke-78 RI 17 Agustus 2023
Pada 2023, kemerdekaan Indonesia telah menginjak usia yang ke-78 tahun. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ada tema hingga logo khusus yang menjadi sorotan. Simak informasi selengkapnya di bagian berikut:
a. Tema HUT ke-78 RI
Berdasarkan Pedoman Identitas Visual 78 Tahun Kemerdekaan Indonesia yang dikutip dari Kemensetneg RI, telah ditetapkan tema yakni "Terus Melaju Untuk Indonesia Maju".
Adapun makna dari tema ini sendiri sebagai gambaran pencapaian yang sukses diraih sehingga posisi Indonesia menguntungkan dalam melanjutkan gerak pembangunan negara. Melalui tema tersebut, diharapkan dapat menjadi dorongan bagi bangsa Indonesia untuk terus bergerak maju.
b. Tagline HUT ke-78 RI
Seperti kemerdekaan yang ke-77, pemerintah menyeragamkan tema dan tagline kemerdekaan. Di tahun ini, tema dan tagline kemerdekaan adalah "Terus Melaju Untuk Indonesia Maju".
c. Logo HUT ke-78 RI
![]() |
Selain tema dan tagline, pemerintah juga telah mengumumkan logo HUT ke-78 RI. Logo ini dibuat dari beberapa elemen yang memiliki makna tersendiri. Adapun makna dari masing-masing komponen logo Hari Kemerdekaan RI ke-78 dijelaskan sebagai berikut.
1. Estafet
- Garis padat horizontal - Tongkat Estafet (Teruskan)
- Selayaknya olahraga estafet yang bersifat kolektif, melibatkan setiap elemen bangsa untuk bergotong royong menuju Indonesia Maju. Bersinergi dalam satu irama, satu asa, satu bangsa.
2. Terus Melaju
- Angka 7 berbentuk arah panah ke atas. (Gerak Maju). Arah panah ke atas yang bermakna bergerak maju, dengan laju progresif menuju Indonesia Maju.
3. Pancasila
- Terbentuk dari 5 garis melengkung. 5 garis melambangkan 5 sila dalam Pancasila sebagai landasan bernegara dalam proses melaju.
4. Tanggung Jawab Bersama
- Perpaduan antara elemen garis padat dan garis-garis. (Tanggung Jawab Bersama)
- Bentuk solid melambangkan tujuan yang sama, beralih menjadi garis-garis bermakna latar belakang Negara Republik Indonesia yang beragam. Ekspresi rasa tanggung jawab bersama selayaknya olahraga estafet yang bersifat kolektif, melibatkan setiap elemen bangsa melaju bersama menuju Indonesia Maju (Bhinneka Tunggal Ika).
5. Keberlanjutan
- Perpaduan antara elemen garis padat dan garis-garis yang tidak terputus.
- Keberlanjutan progres pembangunan yang terus berlanjut dan tidak pernah berhenti dengan melibatkan setiap elemen bangsa untuk membangun bangsa dan negara yang adil makmur sentosa, bergotong royong menuju Indonesia Maju.
6. Globalisasi
- Bentuk bulat yang ditampilkan oleh angka 8 merepresentasikan pola pikir global (Globalisasi)
- Pembangunan berorientasi pada kemajuan kesejahteraan rakyat, menghasilkan SDM unggul yang siap berkompetisi di panggung dunia.
(mff/astj)