- 5 Kebiasaan Orang Tua yang Bisa Rusak Potensi Anak 1. Anak Sering Disalahkan 2. Anak Sering Ditakut-takuti 3. Membanding-bandingkan Anak 4. Mencela Fisik atau Psikis 5. Membuang Nilai Positif
- Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua? 1. Orang tua Memberi Contoh 2. Ucapkan Kalimat Positif 3. Jalin Hubungan Baik 4. Mengajari Anak Bertanggung jawab
Tumbuh kembang anak tergantung akan sangat berpengaruh dengan apa yang dilakukan orang tua mereka. Ada sejumlah kebiasaan yang sadar atau tidak dilakukan orang tua justru dapat merusak potensi anak.
Pakar pendidikan anak usia dini Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof Dr Rachma Hasibuan M Kes, menjelaskan lima kebiasaan itu. Dia menyarankan agar orang tua menghindari hal tersebut.
Lima kebiasaan orang tua itu, disebutnya dapat perkembangan dan potensi anak. Apalagi orang tua merupakan sekolah dan guru pertama anak-anak mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh kedua orang tuanya. Rachman menjelaskan, setiap ucapan orang tua bisa berdampak pada psikologi dan perkembangan karakter anak.
5 Kebiasaan Orang Tua yang Bisa Rusak Potensi Anak
1. Anak Sering Disalahkan
Suka mengkambing hitamkan atau menyalahkan anak atas suatu kejadian biasa terjadi karena orang tua kesal. Tanpa sadar akan keluar kata-kata seperti 'gara-gara kamu nih', 'karena perbuatanmu', atau kata serupa lainnya.
Kata-kata itu justru membuat anak menjadi sebagai penyebab dari sebuah persoalan dan menjadi diam. Ketika dimarahi anak tidak akan berani mengungkapkan pendapatnya karena takut disalahkan.
Dengan demikian, anak bisa tidak percaya orang tua dan tidak menceritakan apapun tentang hal yang terjadi kepada dirinya. Dikhawatirkan, anak bisa menceritakan permasalahannya kepada orang yang tidak tepat di luar rumah dan terjadi hal yang tidak diinginkan.
2. Anak Sering Ditakut-takuti
Terkesan sebagai cara pintas untuk membuat anak menurut, perlakuan ini secara tidak langsung bisa menimbulkan efek ketakutan yang serius. Perlakuan ini juga merusak imajinasi anak tentang realitas yang bisa menimbulkan trauma.
3. Membanding-bandingkan Anak
Setiap anak memiliki kemampuan dan kecerdasannya masing-masing. Sehingga tidak bisa dibandingkan .
Justru terkadang orang tua sering kali membanding-bandingkan anak dengan saudara atau anak lainnya. Hal itu malah dapat meruntuhkan kepercayaan diri anak terkait usaha yang telah ia lakukan maupun kemampuannya.
Kondisi itu akan membuat mental anak bisa tertekan sehingga membuat mereka takut melakukan apapun. Bila dilakukan tanpa sadar secara berlarut-larut, kebiasaan ini dapat berdampak panjang dalam perkembangan potensi mereka.
4. Mencela Fisik atau Psikis
Menyakiti perasaan anak dengan perlakuan negatif seperti celaan fisik atau psikis dapat membuat anak tidak percaya diri. Parahnya, mereka juga bisa membenci dirinya sendiri dan merasa cemas dalam kurun waktu yang lama. Lebih jauh, hal ini bisa menyebabkan gangguan mental.
5. Membuang Nilai Positif
Terakhir adalah ketika orang tua membiasakan atau mengucapkan kalimat yang 'membuang' nilai positifnya. Contoh: "Nak, berbohong itu tidak masalah loh".
Kalimat itu bisa ditangkap anak dengan arti lain dan memberikan pengaruh negatif. Anak akan merasa berbohong merupakan hal wajar dan bisa menjadi kebiasaannya.
Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
Bila detikers secara tidak sengaja melakukan hal tersebut, apa yang harus dilakukan? Berikut beberapa tips dari Prof Rachma.
1. Orang tua Memberi Contoh
Pada masa pertumbuhan, anak cepat menyerap dan meniru apa yang ada di lingkungannya termasuk kebiasaan orang tua. Untuk itu, orang tua perlu memberi contoh dan menjadi teladan yang baik bagi anak terlebih bila anak masih berada di usia dini.
2. Ucapkan Kalimat Positif
Cobalah berikan apresiasi atas apa yang mereka lakukan. Dengan begitu, kepercayaan diri anak akan terbangun dan tak takut atau frustasi ketika mengalami kegagalan.
3. Jalin Hubungan Baik
Membangun hubungan baik dengan anak bisa dilakukan dari hal-hal kecil. Rachma menyatakan kedekatan dan harmonisasi keluarga dapat diwujudkan melalui komunikasi antar anak dan orang tua.
"Komunikasi ringan seperti menanyakan keseharian kepada anak, pendapat mereka tentang makanan, baju dan seterusnya. Ini bisa membuat anak menjadi lebih dekat dengan orang tuanya," ungkap Rachma.
4. Mengajari Anak Bertanggung jawab
Langkah ini bisa dilakukan dengan meminta maaf kepada anak jika orang tua melakukan kesalahan. Perilaku ini akan membiasakan anak bertanggung jawab, mengaku salah, dan meminta maaf ketika mereka berbuat salah.
(astj/astj)