Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko menyebut Prabowo Subianto menjadi lawannya di zaman Orde Baru karena tugas sejarah. Saat ini, mereka berkawan juga demi tugas sejarah.
Hal itu disampaikan oleh Budiman saat diskusi di acara deklarasi Relawan Persatuan Nasional di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Awalnya Budiman bercerita panjang lebar soal proses perenungannya selama 25 tahun sebelum bertemu dengan Prabowo atas inisiatifnya sendiri.
Seperti diketahui, Budiman dan Prabowo merupakan lawan secara politik di zaman Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Budiman saat itu merupakan aktivis yang getol mendorong reformasi, sedangkan Prabowo merupakan Danjen Kopassus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Budiman mengatakan jika dia menemui Prabowo supaya Indonesia ke depan tidak mengemis ke elit global untuk menjadi negara maju. Budiman mengaku jika dia tidak pernah berdoa untuk diberikan kemudahan dalam menjalankan hidup.
"Demi tugas negara pula, saya harus bertemu dengan Bapak Prabowo Subianto supaya menghadapi tantangan ke depan kita tidak meminta-minta, kita tidak mengemis-ngemis, kita tidak memohon-mohon kepada penguasa-penguasa dunia, 'mudahkanlah kami untuk Indonesia, mudahkanlah jalan kepada kami untuk jadi negara maju, mudahkanlah kami untuk jalan modern, mudahkanlah kami untuk jadi negara industri maju', bukan, bukan itu doa dan harapan saya, saya tidak pernah berdoa untuk kemudahan," kata Budiman Sudjatmiko, Senin (7/8/2023).
Sehingga Budiman juga tidak mendoakan kemudahan kepada Indonesia untuk menjadi negara maju. Tapi Budiman berdoa agar menjadi negara maju dengan persatuan nasional.
"Untuk itu pula ketika saya perlakuan itu kepada diri saya sendiri, maka untuk negara pun doa saya sama, 'jangan permudah jalan Indonesia jadi negara maju, hai tuan-tuan global nggak, kami nggak akan mengemis kamu. Jangan permudah kami untuk jadi negara kuat, hai tuan-tuan global, tidak. Tetapi dengan kedaulatan kami, dengan nalar kami dan moral kami, kami memilih untuk menjadi tuan dengan persatuan-persatuan nasional, itulah," ucapnya.
Sehingga setelah merenung 25 tahun, dia tidak pernah dendam kepada lawan-lawannya di masa lalu, seperti Prabowo. Dengan begitu, Budiman berkeyakinan akan berkawan dengan Prabowo demi tugas sejarah.
"Jadi setelah saya periksa selama 25 tahun, bahwa saya tidak pernah punya rasa dendam pada lawan-lawan saya maka saya yakin bismillahirrahmanirrahim ini lah jalannya, dulu kita berlawan karena tugas sejarah, sekarang kita berkawan juga karena tugas sejarah. Terima kasih," tutupnya.
(dpw/dpw)