Gejala Varian Baru COVID-19 'Eris' yang Buat Lonjakan Kasus di Negara Ini

Gejala Varian Baru COVID-19 'Eris' yang Buat Lonjakan Kasus di Negara Ini

Tim detikHealth - detikSumut
Senin, 07 Agu 2023 13:36 WIB
Corona Viruses against Dark Background
Ilustrasi. Foto: Getty Images/loops7
Jakarta -

Varian baru virus COVID-19 muncul. Varian bernama Eris atau subvarian Omicron EG.5.1 ini telah memicu peningkatan kasus baru di Inggris.

Kondisi ini membuat angka rawat inap juga melonjak di tengah cuaca yang kurang baik dan kekebalan tubuh yang berkurang selama musim panas.

Dikutip detikHealth dari Independent, Eris pertama kali diklasifikasikan sebagai varian di Inggris pada 31 Juli, akan tetapi sekarang temuannya menjadi satu dari 10 kasus COVID.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Badan Kesehatan Inggris (UKHSA), setelah Arcturus atau Omicron XBB.1.16, Eris menjadi varian paling umum kedua. Peningkatan kasus COVID terjadi sesaat jumlah yang diperkirakan melonjak hampir 200 ribu bulan lalu, dari 606.656 kasus yang diprediksi pada 4 Juli menjadi 785.980 pada 27 Juli.

Lantaran lonjakan kasus COVID yang terjadi di Inggris, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memasukkan Eris sebagai daftar varian yang tengah dipantau atau varian under monitoring (VUM).

ADVERTISEMENT

Eris sendiri mempunyai gejala yang tak banyak berbeda dari subvarian Omicron lainnya. Adapun gejala Eris di antaranya:

  • Pilek
  • Sakit Kepala
  • Kelelahan ringan hingga berat
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan

Selain itu, anggota Independent Sage Prof Christina Pagel menyoroti cuaca kurang baik yang terjadi di Inggris belakangan ini. Menurutnya hal tersebut memicu kekebalan tubuh masyarakat menurun.

"Cuaca basah selama beberapa minggu terakhir mungkin juga tidak membantu karena membuat orang tetap di dalam ruangan," ucap Pagel.

Pagel mengatakan penyebaran varian COVID baru 'Eris' ini akan makin meningkat setelah libur musim panas berakhir dan sekolah mulai dibuka.

"Kemungkinan akan dominan pada bulan September ketika anak-anak kembali ke sekolah dan orang dewasa untuk bekerja atau universitas, ditambah kita mulai menghabiskan lebih banyak waktu di dalam rumah," ucapnya.

"Kebanyakan orang sekarang lebih dari 18 bulan dari vaksin terakhir dan mayoritas orang juga beberapa bulan dari infeksi terakhir mereka. Kita bisa melihat gelombang tumbuh lebih cepat di bulan September," pungkasnya.

Simak Video 'Eris Terdeteksi di Indonesia, Epidemiolog Minta Masyarakat Pakai Masker':

[Gambas:Video 20detik]



(dhm/dhm)


Hide Ads